Hal ini ditunjukkan dengan rencana investasi hulu migas 2023 yang mencapai US$ 15,5 miliar atau meningkat 26% dibandingkan realisasi investasi hulu migas tahun 2022.
“Investasi yang tinggi tersebut membuat industri hulu migas menjadi sangat sibuk, sebagai contoh pada program pengeboran sumur pengembangan tahun 2023 mencapai 991 sumur atau meningkat 30% dibandingkan realisasi tahun 2022 yang sebanyak 760 sumur sehingga membutuhkan rig dalam jumlah yang besar sedangkan ketersediaanya terbatas”, kata Hudi.
“Akvitias pengeboran di dunia juga meningkat sehingga rig yang ada harus bisa diamankan, karena jika sudah berpindah ke luar negeri akan lebih susah untuk mendapatkannya. Maka untuk mengamankan ketersediaan rig, terobosan melalui kerjasama farm in menjadi salah satu solusinya”, imbuh Hudi.
Hudi menegaskan bahwa tidak hanya ketersediaan barang sesuai waktu yang dibutuhkan dalam kerjasama farm in, tetapi juga adalah efisiensi yang dihasilkan sehingga akan berdampak positif dalam upaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor hulu migas serta meningkatkan daya saing hulu migas nasional di kancah global. (tim)