EDITOR.ID – Jakarta, Kebijakan baru dari WhatsApp membuat heboh pengguna. Masalahnya platform itu akan membagikan data ke induk usahanya, Facebook.
Menurut Pengamat Kebijakan Keamanan, Ruby Alamsyah data yang dibagikan merupakan data umum bukan data pribadi. Yakni nomor handphone yang digunakan untuk WhatsApp, informasi perangkat, operator seluler penggunaan, dan IP Address.
“Menurut saya mostly (sebagian besar) enggak terlalu pribadi, itu data yang cukup umum otomatis kita tampilkan di WhatsApp,” kata Ruby, Selasa (12/1/2021).
Dia menyatakan untuk pesan antar pengguna tidak akan bisa diintip oleh WhatsApp. Sebab platform itu memiliki teknologi end-to-end encryption jadi hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa membaca percakapan.
“Sudah dipastikan seluruh pesan tidak bisa dibaca oleh siapapun. Baik oleh WhatsApp, pihak ketiga, maupun penegak hukum dengan cara yang umum. Sehingga pesan-pesan pasti aman walaupun ada kebijakan baru itu,” ungkapnya.
Lalu soal penggunaan data tersebut adalah untuk menciptakan produk baru hingga iklan pada pengguna. Data-data itu akan dikumpulkan pada big data lalu dianalisa melalui artificial intelligence (AI) dan machine learning. Dari sana akan dibuat produk atau layanan baru. Selain itu juga bisa untuk profiling pengguna untuk tujuan pengiriman iklan tertentu.
“Intinya data akan dikirimkan iklan sesuai di Facebook. Intinya data akan diolah WhatsApp dan Facebook untuk dioptimalisasi, bahasa umumnya memberikan manfaat ke masyarakat kepada para penggunanya tetapi tetap mengedepankan tingkat privasi tinggi,” kata Ruby.
Dia juga menuturkan aturan WhatsApp ini sebelumnya sudah pernah diluncurkan tahun 2016. Namun saat itu ada pilihan untuk setuju atau tidak setuju dari pengguna. “Tahun 2021 ini hanya untuk melengkapkan. Seluruh pengguna WhatsApp diharuskan mengikuti kebijakan yang baru ini,” kata dia. (Tim)