EDITOR.ID, Semarang,- Tanpa diduga, wilayah Jawa Tengah juga terkena terjangan banjir yang terjadi karena debit air sangat tinggi setelah sebagian wilayah di propinsi ini dilanda hujan lebat. Bencana ini terjadi di Kabupaten Jepara dan Demak. Ribuan warga mengungsi pasca banjir yang datang secara tiba-tiba tersebut sejak Kamis.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel langsung mengunjungi tempat Pengungsian warga desa yang terkena banjir di Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Demak, Siang ini Jumat (10/1/2020)
Sebelumnya tanggul sungai Tuntang telah jebol dan mengakibatkan ribuan rumah di Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Demak terendam banjir setinggi 1 meter.
Hingga kini curah hujan masih tinggi di wilayah Demak dan sekitarnya. Untuk keselamatan warga, maka tim gabungan dari BPBD, Polres dan Kodim Demak mengevakuasi warga dan memindahkan ke lokasi yang aman di balai desa dan kantor kecamatan.
Hingga Kamis malam (9/1/2020) banjir masih menggenangi empat dukuh di Desa Trimulyo dan meluas ke sejumlah desa di Kecamatan Karangtengah.
“Kita gotong royong semuanya mulai dari TNI/Polri, Tim SAR dan tim gabungan dari BPBD, tidak boleh ada saudara-saudara kita yang kesulitan kemudian kita diam saja.” Jelas Irjen Rycko.
“Saya lihat semua elemen sudah turun untuk membantu, kita ingin musibah ini cepat selesai dan memastikan proses pembangunan di lokasi tanggul yang jebol lancar.” tambah Irjen Rycko.
Kapolda dan Jajaran memberikan bantuan berupa selimut, tikar, bahan makanan dan obat-obatan untuk warga yang terdampak banjir. Sampai saat ini tercatat sebanyak 2.700 orang telah mengungsi akibat jebolnya tanggul sungai tuntang tersebut.
Sementara ada dua desa di Kecamatan Keling dan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dilanda banjir bandang hingga mengakibatkan puluhan rumah terdampak dan satu jembatan ambrol.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Jepara Arwin Nor Isdiyanto banjir bandang di Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo terjadi Jumat pukul 07.30 WIB, kemudian pukul 10.00 WIB airnya sudah mulai surut.
Banjir bandang yang terjadi di Dukuh Tempur tersebut, disebabkan karena banjir kiriman menyusul limpasan air sungai setempat yang tidak mampu menampung debit air menyusul curah hujan yang cukup tinggi.
Akibat banjir tersebut, kata dia, sekitar 73 keluarga tergenang banjir, termasuk sekolah dasar di desa setempat.
“Informasi sementara tidak ada kerusakan rumah atau fasilitas umum meskipun ketinggian genangan juga bervariasi,” ujarnya, Jumat.