Dalam hal ini SKK Migas berkomitmen memperkuat peran pelaku usaha dalam negeri di ekosistem industri hulu migas yang sudah ada selama lebih dari satu abad. Salah satu adalah dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya luar.
Mengutip pernyataan Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf, dibutuhkan keberpihakan dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada pelaku usaha dalam negeri.
Namun, keberpihakan ini jangan diartikan sebagai previllege. Pelaku industri dalam negeri tetap dituntut memiliki kemauan untuk terus belajar dalam memenuhi standar-standar pengelolaan industri migas.
Vice President SKK Migas yang juga Ketua Panitia Forum Kapasitas Nasional Erwin Suryadi menjelaskan sejak pertama kali digelar pada 2021, forum Kapnas dirancang untuk memperkuat kapabilitas industri dalam negeri, produsen, UMKM, dan industri kreatif yang mendukung industri hulu migas.
Penguatan kapasitas tersebut dianggap krusial dalam mencapai target produksi minyak sebanyak 1 juta barel serta gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030. Forum itu juga bertujuan untuk menciptakan dampak positif industri hulu migas terhadap sektor-sektor lainnya.
Kehadiran 34 stan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), 30 stan UMKM unggulan dan industri kreatif dan 60 stan perusahaan penyedia barang/jasa serta 12 asosiasi industri/asosiasi usaha (termasuk Himbara) memperkuat posisi Forum Kapnas III 2023 sebagai pameran rantai suplai migas terbesar di Indonesia.
Forum ini sejalan dengan program hilirisasi yang didorong pemerintah, yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk unggulan Indonesia dengan daya saing tinggi.
Dalam rangkaian kegiatan Forum Kapnas III 2023 di lima wilayah SKK Migas, industri hulu migas aktif mendukung pengembangan SDM lokal melalui kolaborasi dalam pendidikan vokasi.
“Contohnya di Provinsi Riau, Universitas Islam Riau terlibat dalam kerja sama penelitian dengan perusahaan KKKS seperti PT Pertamina Hulu Rokan, PT SPR Langgak, PT Riau Petroleum, dan lainnya. Penelitian tersebut melibatkan mahasiswa lokal dalam studi GGR (geology, geophysic, and reservoir) di berbagai wilayah kerja serta studi screening EOR (enchanced oil recovery),” papar Erwin.
Sementara di Papua, kata Erwin, keberhasilan pemberdayaan masyarakat lokal ditunjukkan oleh PT Intraco Dharma Ekatama, bisa menyerap 15-20 persen tenaga lokal terampil. Langkah-langkah semacam tersebut perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada pekerja luar di lokasi kegiatan hulu migas.