EDITOR.ID, Bandung – Kesadaran akan pentingnya menjaga kebudayaan dan kekhasan Sunda semakin menguat di kalangan masyarakat Jawa Barat terutama pascapernyataan anggota DPR RI, Arteria Dahlan, yang meminta Kajati mencopot jaksa yang berbahasa Sunda saat rapat resmi.
Salah satunya yang dilakukan sineas Jawa Barat dengan membuat Kabayan Milenial the series yang akan tayang di tv nasional.
Sinetron 12 episode ini akan disutradarai aktor kawakan, Dicky Chandra, serta Yayat Hidayat sebagai produser.
Yayat menjelaskan, pihaknya tergerak untuk membuat sinematografi ini mengingat kebudayaan dan kekhasan lokal yang semakin tergerus.
Dia menyebut, saat ini hanya sedikit generasi muda yang masih mengenal kekayaan budaya Jawa Barat, salah satunya Kabayan, sosok legenda asal provinsi tersebut.
“Saat ini mungkin tahunya Spiderman. Saya khawatir nanti anak cucu saya tidak tahu apa-apa ketika saya ngomong Kabayan,” kata Yayat di Bandung, Selasa (8/2).
Menurutnya, hal ini karena semakin gencarnya gempuran informasi dan budaya asing yang masuk ke dalam negeri, terutama dengan berkembangnya internet.
“Jadi mereka malah lebih familiar dengan film-film Korea,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Yayat, pihaknya bersama Aria Production membuat Kabayan Milenial ini berdasarkan idealismenya dalam menjaga kebudayaan dan kekayaan khas Jawa Barat.
“Kita produksi film ini karena punya semangat ingin menggali khasanah, kekayaan budaya Jawa Barat. Salah satu nilainya adalah cerita tentang si Kabayan yang perlu kita lestarikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yayat berharap sinetron Kabayan Milenial inipun mampu menjadi media informasi dalam menyampaikan berbagai informasi tentang Jawa Barat. Terlebih, dia menilai sinematografi merupakan media yang tepat untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
“Kalau lewat film lebih gampang memotretnya daripada statistik laporan seperti dari pemerintah. Ini penting untuk menginformasikan tentang kemajuan yang dicapai oleh masyarakaf, baik ekonomi, budaya, dan lain-lain,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Dicky Chandra. Dalam menyutradarai sinetron ini, dia merasa terpanggil karena memiliki tujuan yang sama. “Ingin membentuk perspektif baru di masyarakat tentang sosok Kabayan. Saya merasa tertantang,” ujarnya.
Dia pun menilai perlu adanya karakter baru tentang sosok Kabayan. “Itu harapan saya. Kabayan lucunya tetap, jangan dibuang. Masyarakat butuh tontonan (hiburan), tapi perlu juga tuntunan,” katanya.
Dia pun optimistis karyanya bersama Aria Production ini mampu menjadi hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat. “Dalam Kabayan Milenial ini ada juga ajakan agar kita mengamalkan Pancasila, ada toleransinya. Karena kita semua bersaudara,” katanya seraya menyebut aktor Yogi Werner dipilih untuk memerankan Kabayan.
Eksekutif Produser Aria Production, Pamriadi, memastikan pihaknya konsisten dalam mengangkat budaya dan kekhasan Jawa Barat lainnya. Sebagai rumah produksi asal daerah tersebut, menurut dia sudah menjadi kewajiban dalam melestarikan warisan nenek moyang tersebut.
“Kami konsisten mengangkat kekayaan lokal Jawa Barat ke dalam sinematografi, dalam film dan sinetron,” katanya. Selain itu, dia juga memastikan pihaknya fokus dalam menggarap kebudayaan dan kekayaan alam di Jawa Barat.
“Kami sudah membuat beberapa ftv tentang tempat pariwisata, untuk memulihkan dunia pariwisata di saat pandemi ini. Kami juga akan membuat film layar lebar tentang tokoh perempuan asal Jawa Barat, Dewi Sartika. Nanti akan disutradarai Mas Eros Djarot,” katanya.***