Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Pangkalan Udara Militer Seongnam, Seoul, Korea Selatan, dalam rangka kunjungan kenegaraan, Minggu, 9 September 2019. ( Foto: Sekretariat Presiden )
EDITOR.ID, Seoul – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melobi sejumlah pemilik perusahaan raksasa di Korea Selatan dalam sebuah pertemuan bisnis di Hotel Lotte di Seoul, Korea Selatan, pada Senin (10/9/2018). Jokowi mengajak mereka menanamkan investasi ke Indonesia dengan berbagai potensi bisnis yang menguntungkan.
Bersama konglomerat, Presiden Joko Widodo mengapresiasi bahwa mitranya Korea Selatan adalah salah satu Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia.
“Terima kasih atas investasi Korea Selatan yang cukup besar di Indonesia,” kata Presiden Jokowi saat menerima Chairman CJ Group Lee Jae-hyun.
Ia juga berterima kasih atas kesediaan Chairman CJ Group Lee Jae-hyun menemuinya di sela kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan.
Dalam pertemuan dengan sejumlah chief executive officer (CEO) perusahaan terkemuka Korea itu, Presiden Jokowi juga akan menyaksikan penandatangan sejumlah nota kesepahaman business-to-business bernilai cukup besar.
Pasalnya, sejumlah pengusaha Korea Selatan berkomitmen akan meningkatkan nilai investasinya di Indonesia, pada tahun ini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kepastian mengenai nilai investasi akan disampaikan langsung oleh para pengusaha saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Seoul, Republik Korea, pada Senin (10/9/2018).
“Ada pertemuan one-on-one dengan pengusaha swasta di sini (Korea),†kata Menlu di Hotel Lotte Seoul.
Pada Senin (10/9), Presiden Jokowi akan mengadakan pertemuan dengan sejumlah chief executive officer (CEO) perusahaan terkemuka Korea. Mereka adalah Chairman CJ Group Lee Jae-hyun, Vice Chairman Lotte Group Hwang Kag-gyu, CEO Posco Oh-Joon Kwon, dan Vice Chairman Hyundai Group Chung Eui-sun.
“Mereka adalah pemain besar di Indonesia, yang sudah lama. Sebagian besar sudah lama bermain di Indonesia. Tentunya, untuk pemain lama biasanya pembicaraannya untuk ekspansi dan sebagainya,†jelas Menlu.
Presiden Jokowi berada di Korea sebagai kunjungan balasan terhadap Presiden Republik Korea Moon Jae-in, yang mengunjungi Indonesia, pada November 2017.
Menlu didampingi Dubes RI untuk Republik Korea Umar Hadi mengatakan, selama berada di Korea, Presiden Jokowi juga akan menyaksikan penandatangan sejumlah nota kesepahaman business-to-business bernilai cukup besar.
“Kerja samanya sangat beraneka ragam, mulai dari otomotif, industri logam, kimia, garmen, foot wear, start up. Ya, start up cukup besar nilainya,†katanya.
Pada tahun 2017, Korea menempati peringkat keempat sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia dengan nilai mencapai US$2 miliar yang tersebar di 3.274 proyek.
Sementara itu, sepanjang triwulan I-2018, investasi Korea yang masuk ke Indonesia mencapai US$ $0,9 miliar atau 11,6 persen dari total investasi.
Neraca perdagangan Indonesia dan Korea juga mengalami surplus US$ 78 juta dari total nilai perdagangan US$16 miliar sepanjang tahun 2017.
Sedangkan nilai perdagangan kedua negara selama periode Januari sampai Juni 2018, sebesar US$ $8,4 miliar dan Indonesia mengalami defisit sebanyak US$144 juta. (tim)