EDITOR.ID, Jakarta, – Presiden Jokowi mewanti-wanti seluruh kepala daerah di Indonesia terkait potensi kenaikan kasus harian COVID-19. Meski pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, namun berdasarkan catatan terdapat 1,5 juta warga meninggalkan rumah mereka untuk mudik.
“Awal-awal dulu saya sampaikan, ada 33 persen masyarakat yang berkeinginan mudik ke kampung halaman, kemudian ada larangan dilarang mudik. Turun menjadi 11 persen. Setelah sosialisasi lagi turun menjadi 7 persen. Dan saat pelaksanaan karena ada penyekatan- penyekatan turun menjadi 1,1 persen,” ujar Jokowi saat memberi pengarahan kepada kepala daerah di Istana Negara yang disiarkan Sekretariat Presiden, Selasa 18 Mei 2021.
“Memang 1,1 kelihatannya kecil sekali, tetapi kalau dijumlah ternyata masih gede sekali. 1,4 sekian. Satu setengah juta orang yang masih mudik,” lanjut Presiden.
Jokowi juga mengamati tempat wisata yang pada akhir pekan kemarin dipadati masyarakat. Oleh karena itu, dia berpesan secara sungguh-sungguh, untuk waspada dan melakukan pencegahan penularan lebih dini.
Ia tak ingin, musim libur panjang yang terjadi tahun lalu mengakibatkan lonjakan kasus. Padahal, kasus aktif sudah cenderung landai belakangan ini.
“Sekarang kasus aktif turun menjadi 90.800 turun 48 persen, penurunannya sekali lagi 48 persen ini yang harus terus kita tekan agar semakin turun, semakin turun, semakin turun,” jelasnya.
Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia harus memiliki ketahanan.
?Memiliki endurance karena tidak mungkin selesai dalam waktu satu bulan dua bulan, hati- hati gelombang kedua gelombang ketiga. Di negara- negara tetangga kita juga sudah mulai melonjak drastis. Malaysia, sudah lockdown sampai Juni. Singapura, juga sudah lockdown sejak Mei dan semakin ketat pada minggu-minggu kemarin,” ungkapnya.
Jokowi minta kepala daerah memelototi kasus harian secara detail dan periodik. Ini bisa dilihat dari tingkat keterisian tempat tidur pasien atau dikenal Bed Occupancy Ratio di rumah sakit.
Walau secara nasional masih 29 persen, tapi dia menyoroti ada satu wilayah yang di atas 50 persen dan perlu kewaspadaan tinggi. Jangan sampai rumah sakit kolaps karena tak mampu lagi menampung pasien.
“Artinya memang harus hati- hati, super hati- hati,” tandas Jokowi.
Jokowi mengaku sering menjadikan Wisma Atlet sebagai patokan. Karena memang ini yang banyak menampung pasien, Wisma Atlet. Pernah di september 2020 di atas 90 persen, Saya ingat betul dan saya takut betul, sudah di atas 90 persen,” pungkasnya. (Tim)