Kota Kediri, Jawa Timur, EDITOR.ID,- Ada kejadian aneh di Kota Kediri. Tepatnya di kelurahan Manisrenggo. Terjadi keributan di dalam Masjid Al Muttaqun. Sesama jemaah terlibat saling adu jotos dan tawuran. Penyebabnya karena rebutan ingin jadi imam Shalat di Masjid Al Muttaqun.
Sekelompok jamaah Masjid dilaporkan melakukan pengeroyokan terhadap seorang warga Kelurahan Manisrenggo sebagai marbot masjid. Peristiwa ini terjadi pada pukul 18.00 WIB saat jemaah di masjid hendak melaksanakan Salat Maghrib secara berjemaah.
Keributan itu dipicu masalah internal antara warga setempat dengan ahli waris masjid wakaf yang sekaligus menjadi takmir di masjid itu.
Kronologi kejadian
Peristiwa perkelahian bermula ketika sejumlah keluarga ahli waris tanah wakaf masjid bersama kelompoknya memaksakan diri menjadi imam Salat Maghrib di masjid tersebut secara berjemaah. Padahal sesuai kesepakatan bersama warga, imam saat Salat Maghrib adalah jatah untuk warga sekitar.
Perang mulut terjadi, masing-masing kubu saling emosi. Aksi adu jotos antar jemaah pun pecah. Akibat pengeroyokan itu ada 3 orang warga yang mengalami luka.
Warga Kepung Masjid Al-Muttaqun, Mediasi dengan Pengeroyok Gagal
Kejadian berlanjut dan memicu ratusan warga mendatangi rumah keluarga ahli waris. Warga merasa tidak puas dengan hasil mediasi antara oknum pengeroyok dengan wakil korban. Warga meminta pertanggungjawaban atas kekerasan itu.
Bahkan mereka mulai mengepung Masjid Al-Muttaqun. Mereka meminta keadilan atas dikeroyoknya salah seorang warga oleh jamaah masjid tersebut.
Pantauan dilapangan mengindikasikan bahwa sekitar 200 orang warga berkumpul di sekitar masjid. Mereka terus berteriak bersama-sama, menuntut keadilan dan menolak isi kesepakatan yang telah diumumkan oleh Lurah Manisrenggo, Bambang Suprianta. Meski upaya mediasi telah dilakukan, warga tetap menolak pertemuan tersebut.
Mashuri Akan Laporkan ke Polisi
Salah seorang jamaah masjid, Mashuri (40) menjadi korban dan telah melaporkan tindak penganiayaan yang dialaminya saat akan shalat Maghrib, ke Polres Kediri Kota. Korban mengaku dipiting seseorang yang tidak dikenalnya karena bukan warga Kelurahan Manisrenggo.
“Sebelum shalat Magrib saya melihat sudah banyak orang di dalam masjid, tetapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo,” jelas Mashuri, Jumat (15/12/2023).
Selanjutnya korban melakukan shalat sunnah dan melihat keramaian di lokasi pengimaman dan terjadi pemukulan di tengah masjid.
“Saya berusaha melerai dengan membawa satu orang. Ternyata di luar serambi masjid banyak teman-temannya dan saya dicekik dan selanjutnya saya tidak sadar,” jelasnya.