Jakarta, EDITOR.ID,- Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil jadi perhatian publik. Betapa tidak! Ia terjaring operasi tangkap tangan (OTT) disaat umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Artinya sang Bupati Muhammad Adil tak mampu menjaga nafsu syahwatnya untuk berbuat dosa. Menagihi setoran uang korupsi dari anak buahnya, SKPD atau kepala dinas.
OTT yang digelar KPK di bulan Ramadhan ini memang miris. Yang diajak korupsi pak Bupati bukan cuma satu dua orang. Ada 25 pejabat strategis Pemkab Kepulauan Meranti yang ikut diamankan KPK.
“Benar, tadi malam (6/4/2023) tim KPK berhasil lakukan tindakan tangkap tangan terhadap beberapa pihak yang sedang melakukan korupsi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Beberapa pihak sudah ditangkap di antaranya Bupati,” ungkap Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, Jumat (7/4/2023).
Sosok Bupati Meranti Muhammad Adil tak asing bagi publik. Karena ia pernah menghebohkan publik di tanah air saat menuding pegawai Kementrian Keuangan sebagai iblis atau setan.
Kejadiannya Desember tahun 2022 silam. Bupati Adil ngamuk ke Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Lucky Alfirman dengan mempertanyakan orang di Kemenkeu apakah berisi iblis atau setan.
Protes itu dilontarkan Adil ke anak buah Sri Mulyani dalam acara Rakornas Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Se-Indonesia di Pekanbaru Kamis (9/12/2022) yang ditayangkan channel Diskominfotik Provinsi Riau.
Video beredar viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Hadir dalam kesempatan itu Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi Pembangunan, Laode Ahmad; Gubernur Riau Syamsuar; Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Mendagri Agus Fatoni.
Dalam acara Rakornas tersebut Adil juga melontarkan kata-kata mengancam akan mengajak warganya mengangkat senjata karena merasa diperlakukan tidak adil.
Protes ini dilancarkan Adil karena dia menganggap pembagian dana bagi hasil (DBH) minyak ke daerah yang dia pimpin tak adil.
Adil mengeklaim, produksi minyak Kepulauan Meranti terus meningkat. Hanya saja, DBH dari pemerintah pusat ke daerahnya semakin mengecil.
“Meranti itu daerah termiskin se-Indonesia, penghasil minyak, termiskin, ekstrem lagi. Pertanyaan saya, bagaimana kami tidak miskin, uang kami tidak dikasih. Katanya pemerataan, seharusnya kami yang jadi prioritas,” ujar Adil.
Dalam kesempatan tersebut, Adil menilai Meranti mendapat 8000 barel/d minyak. Namun, Adil tidak mendapat penjelasan terkait hasil tersebut dari Kemenkeu yang seharusnya mereka terima.
Kemudian dengan emosi Bupati Meranti pun mengatakan, sebaiknya daerah tersebut diserahkan saja ke negeri tetangga.