EDITOR.ID, Jakarta,- Awas Jakarta memasuki fase genting penularan Covid-19. Bahkan sudah menyusup virus varian baru Delta India yang lebih ganas. Melonjaknya jumlah pasien yang terpapar virus Corona mengakibatkan lonjakan antrean pasien juga terjadi di RS Darurat Covid Wisma Atlet.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan menyebut situasi Ibu Kota sedang memasuki fase genting penyebaran Covid-19.
“Jakarta memasuki fase yang amat genting,” ujar Anies di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021).
Anies juga mengimbau warga Ibu Kota untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dan membatasi aktivitas di luar rumah.
Lonjakan kasus Covid-19 mulai terlihat dari membludaknya pasien di RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Berdasarkan data terbaru pada Selasa (15/6/2021) pukul 08.00 WIB, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai lebih dari 5.400 orang.
Jumlah pasien yang masuk bertambah setiap harinya hingga BOR RS Wisma Atlet kini mencapai 83,9 persen. Dari 5.994 tempat tidur yang disediakan, kini hanya tersisa 16,1 persen.
Kenaikan jumlah pasien di RSD Wisma Atlet sudah terjadi sejak 18 Mei atau lima hari pasca-Lebaran Idul Fitri.
Saat itu, tercatat 900 pasien Covid-19 dirawat di RS Wisma Atlet dengan tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) hanya di angka 15,02 persen.
Pada Selasa (8/6/2021) lalu, tingkat keterisian tempat tidur di RSD Wisma Atlet mulai meningkat. Tercatat 49,5 persen tempat tidur di RS Wisma Atlet mulai terpakai.
Lonjakan kasus Covid-19 juga menyebabkan antrean pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Wisma Atlet. Berdasarkan video yang viral di emdia sosial, terlihat antrean mengular hingga memenuhi seisi ruangan. Bahkan, banyak pasien yang duduk berlesehan di lantai.
Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin membenarkan video viral tersebut menunjukkan kondisi antrean di UGD RS Wisma Atlet.
Menurut Arifin, antrean itu terjadi pada Senin (14/6/2021) malam.
“Antrean terjadi karena banyaknya pasien yang datang dalam waktu berdekatan,” kata Arifin kepada Kompas.com, Selasa.
Arifin menjelaskan, setiap pasien yang akan masuk RS Wisma Atlet memang diarahkan dulu ke area UGD untuk dilakukan pendataan. Kemudian, mereka akan didiagnosis apakah masuk kategori tanpa gejala, gejala ringan, sedang, atau berat.
Baca juga: Antrean di UGD Wisma Atlet Kemayoran Mengular, Banyak Pasien Lesehan
Setelah pendataan dan diagnosis selesai dilakukan, baru pasien diarahkan ke kamar perawatan. Oleh karena itu, penumpukan pasien di area UGD tidak bisa dihindari.
“Jadi memang awalnya harus antre dulu,” kata Arifin.
Arifin sebelumnya mengatakan, lonjakan jumlah pasien di RS Wisma Atlet merupakan dampak dari liburan Lebaran beberapa waktu lalu.
Pasalnya, banyak warga Ibu Kota yang pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga mempercepat penularan virus.
Akibat lonjakan pasien tersebut, pemerintah pun akhirnya menambah kapasitas RS Wisma Atlet dengan menambah tempat tidur hingga membuka tower 8. Setelah penambahan, RS Wisma Atlet kini memiliki kapasitas 9.566 tempat tidur. (tim)