“Tentu kita semua sebagai satu bangsa betul-betul kehilangan sosok yang luar biasa, intelektual dan mengayomi bangsa selama ini. Ide-ide gus Sholah terhadap bangsa luar biasa, peran beliau yang lakukan untuk menjaga persatuan, keberagaman, dan membangun komunikasi antar kelompok itu Gus Sholah selalu tampil di depan. Termasuk juga mendorong soal pendidikan beliau luar biasa,” ujar Karding.
Usai disemayamkan di rumah duka Mampang, Jaksel. Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Jombang, Jawa Timur.
Ipang Wahid mengatakan ayahnya itu masih menulis menggunakan ponsel di saat-saat kesehatannya sudah menurun. Ada banyak pesan terakhir dari Gus Sholah, namun khusus untuk NU, dia ingin organisasi kemasyarakatan Islam itu lebih berguna.
“Pesannya banyak. Beliau ingin agar warga Nahdliyin yang pasti supaya memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada sesama umat,” kata Ipang.
Ipang menjelaskan, ayahandanya sangat memperhatikan nilai-nilai kebangsaan.
Gus Sholah merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Selain untuk NU, dia juga punya pesan terakhir terkait pendidikan di pesantrennya.
“Pesan terakhir beliau adalah terkait masalah Tebu Ireng, masalah pendidikan,” kata Ipang. (tim)