Inilah Tiga Jago Poros PDIP-PKB Penantang Khofifah Tanding di Pilgub Jatim, Dua Tokoh NU

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidah membantah ketika ditanya wartawan apakah benar PDIP akan menurunkan tiga menterinya untuk maju di Pilgub Jawa Timur. Menurut Hasto, PDI Perjuangan memiliki banyak kader internal dari kalangan kepala daerah sampai menteri yang bisa diusung sebagai kontestan Pilkada Jatim 2024.

Tiga Sosok Calon Penantang Khofifah di Pilgub Jawa Timur Foto Kolase

Abdullah Azwar Anas juga pernah menjabat Bupati Banyuwangi dua periode sejak 21 Oktober 2010 hingga 17 Februari 2021. Sebelum jadi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas juga pernah menjadi Anggota DPR RI. Azwar Anas juga pernah menjadi anggota MPR termuda yang dilantik saat usianya masih 24 tahun.

Pendidikan di perguruan tinggi ia jalani di IKIP Jakarta (Fakultas Teknologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Program pendidikan Magisternya dijalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan ia selesaikan pada tahun 2005.

Anas juga pernah tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) masa bhakti 2000 – 2003, setelah memenangi pemilihan ketua umum pada perhelatan Kongres IPNU di Makassar tahun 2000. Karena ia termasuk tokoh muda Nahdatul Ulama di Banyuwangi. Ia mendapatkan basis kekuatan dari para ulama dan simpatisan Nahdatul Ulama di Banyuwangi.

Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018, Azwar Anas sempat ditunjuk oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon Wakil Gubernur mendampingi Saifullah Yusuf. Namun, Azwar Anas memilih untuk mengundurkan diri dari pencalonan. Posisinya kemudian digantikan oleh Puti Guntur Soekarno.

KH Marzuki Mustamar

KH Marzuki Mustamar

Melansir dari Wikipedia, KH Marzuki Mustamar lahir 22 September 1966. Ia adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, Jawa Timur sekaligus mantan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur masa khidmat 2018-2023.

Ia terpilih bersama dengan K.H. M. Anwar Manshur selaku Rais Syuriah PWNU Jawa Timur berdasarkan hasil konferensi wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri pada Ahad, 29 Juli 2018.

Ia semakin dikenal setelah memimpin prosesi baiat Ustaz Hanan Attaki yang resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama, sekaligus dijadikan guru oleh Ustaz Hanan Attaki. Model kepemimpinan dan ceramah Kiai Marzuki sangat berbeda dengan Ketua PWNU Jawa Tengah K.H. Mohamad Muzamil atau Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad.

Pendidikan formal Kyai Marzuki dapat dituliskan sebagai berikut:

TK Muslimat Karangsono Kanigoro, Blitar tahun 1972
MI. Miftahul ‘Ulum, Tahun 1979
SMP Hasanuddin, Tahun 1982
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tlogo, Tahun 1985
Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono
LIPIA Jakarta, Tahun 1988
S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang, Tahun 1990
S2 Universitas Islam Lamongan (UNISLA), Tahun 2004
S3 Universitas Islam Malang (UNISMA), tahun 2023
Sementara itu, pendidikan non formal beliau lalui dengan berguru ke berbagai Pondok Pesantren dan Para Kyai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: