Jakarta, EDITOR.ID,- Penyidik akhirnya memeriksa Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani atas pernyataannya yang menyebutkan ada pengendali judi online kelas kakap berinisial “T”. Benny pun memenuhi panggilan Bareskrim dan diperiksa selama enam jam.
Benny juga menjawab 22 pertanyaan yang diajukan penyidik Bareskrim Polri. Usai memberikan klarifikasi di Bareskrim Polri, Benny mengaku sudah membeberkan perihal sosok berinisial T yang disebutnya pengendali bisnis judi online (judol).
Benny juga mengaku sudah menyampaikan berbagai hal soal sosok T yang dimaksudnya kepada penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri. Maka, dia menilai pihak yang lebih tepat berbicara soal sosok T adalah polisi.
Hal itu disampaikannya setelah memenuhi proses pemeriksaan klarifikasi atas 22 pertanyaan selama hampir enam jam yang dilakukan penyidik Bareskrim Polri.
“Terkait inisial T yang selama ini menjadi pertanyaan banyak pihak rekan-rekan media karena pemberian klarifikasi sudah dilakukan silahkan tanya ke penyidik,” kata Benny seusai klarifikasi di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2024).
Namun Benny masih enggan membocorkan lebih jauh soal inisial T yang dimaksudnya. Dia hanya menjelaskan keterkaitan T di balik kasus sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dalam pengelolaan bisnis judi online di Kamboja.
“Pokoknya begini, T itu siapa, apakah dia benar pengendali atau tidak. Saya sudah tuangkan dalam berita acara yang tadi saya tandatangani dalam pemberian klarifikasi ke teman-teman penyidik,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Benny mengatakan ada salah persepsi yang berkembang di media seolah-olah BP2MI turut menangani judi online. Padahal, menurut Benny, apa yang diungkapnya soal T adalah dalam konteks upaya penanganan kasus perdagangan orang.
“Saya menyebut relasinya atau korelasinya dengan penempatan ilegal di Kamboja. Mereka dipekerjakan di judi online dan scamming online di Kamboja,” ungkap Benny.
“Tapi sesungguhnya saat saya menyampaikan dalam rapat internal, di Istana, karena temanya adalah tentang TPPO itu kan tidak hanya inisial T yang saya sampaikan. Tapi ada inisial-inisial lain,” tambah dia.
Dia memerinci lima DPO yang terkait dengan hal itu, yakni ada di Singapura, dengan inisial S/J, ALO/AIN, RS, S, dan MN. Mereka adalah para DPO yang sama seperti T terkait dengan kasus perdagangan orang secara ilegal.
“Ada yang diberangkatkan ke Singapura, pekerjaannya pekerja rumah tangga. Tapi yang dipekerjakan ke Kamboja adalah judi online dan scamming online. Nah, untuk Singapura kita sebut tadi inisialnya. Kemudian, untuk scamming online judi online kita sebut inisialnya T,” kata Benny menjelaskan.