EDITOR.ID, Jakarta,- Pada bulan suci Ramadhan banyak umat muslim yang berlomba-lomba meningkatkan keimanan dan memperbanyak mencari pahala. Selain berpuasa kita diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW banyak amalan Sunnah yang cukup penting dijalankan bersamaan saat kita melaksanakan puasa.
Walau tak sampai merusak keabsahan ibadah bila dilewatkan, amalan-amalan sunnah dalam ibadah apa pun tidak boleh diabaikan, demi keutamaan dan kesempurnaan ibadah tersebut. Demikian halnya dengan amalan-amalan sunnah dalam ibadah puasa.
Kaitan dengan ini, Syekh Muhammad ibn ?Umar Nawawi al-Bantani (w. 1316) telah merincinya kepada kita semua.
Dalam kitab Nih?yah al-Zain f? Irsy?d al-Mubtadi?in (Darul Fikr, Beirut, Cetakan I, h. 194), ia menulis ada 10 amalan sunnah yang harus kita pelihara saat berpuasa.
Berikut ini 10 amalan sunnah dalam berpuasa sebagaimana disampaikan Ustadz M. Tatam Wijaya dan dilansir dari NU Online :
1. Makan sahur.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ?alaihi wasallam:
??????????? ??????? ??? ?????????? ????????
Artinya, ?Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,? (HR al-Bukhari).
Aktivitas sahur sendiri tercapai dengan menyantap sesuatu walaupun hanya sedikit atau hanya seteguk air. Waktunya adalah selepas tengah malam.
Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Dalam hadis lain, Rasulullah menandaskan:
??? ??????? ???????? ???????? ??? ????????? ?????????? ??????????? ?????????
Artinya, ?Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,? (HR Ahmad).
2. Segera Buka Sebelum Shalat Magrib
Menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib. Namun, itu tentu dilakukan setelah yakin masuk waktu maghrib, berdasarkan hadis di atas. Saat pertama berbuka, sunnahnya dilakukan dengan kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, berdasarkan sabda Rasulullah:
????? ????? ?????????? ????????? ???????????? ????? ?????????? ?????? ???? ?????? ?????????? ??????? ???????? ??????? ???????? ???????
Artinya, ?Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,? (HR Abu Dawud).
Urutan sebaiknya, pertama dengan kurma basah (ruthab) jika ada. Jika tidak, maka dengan kurma kering (tamar). Jika tidak, maka dengan air. Sebab, sebuah riwayat menyebutkan, sebelum shalat maghrib, Rasulullah saw. selalu berbuka dengan kurma basah.
Jika tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air putih.
Bagaimana seandainya tidak ada kurma dan air, yang ada misalnya madu dan susu, maka dihulukanlah madu walaupun sama-sama manis.
3. Membaca Doa
Diutamakan membaca doa yang ma?tsur sebelum atau setelah berbuka, antara lain dengan doa berikut:
?????????? ???? ?????? ????? ??????? ??????? ???????? ?????????? ?????????? ??????????? ?????? ?????????? ???????????? ??????????? ???????? ????????? ???? ????? ??????? ??? ??????? ????????? ???????? ??? ?????????? ???? ??????? ???????? ???????? ??????????? ???????????
Artinya, ?Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka.?
Atau dengan doa yang lebih pendek dan masyhur:
?????????? ???? ?????? ????? ??????? ??????? ???????? ?????????? ???????????? ??? ???????? ??????????????
Artinya, ?Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang.?
4. Mandi Besar dan Junub
Keempat, mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar agar bisa menuanikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar.
Kendati tidak bersedia mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.
5. Menahan Lisan dari Kata Bohong dan Mengumpat
Kelima, menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti berbohong dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
6. Bersenang-senang
Keenam, menahan diri dari segala hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa, meskipun itu tidak sampai membatalkan, seperti berlebihan dalam mengadakan makanan atau minuman, bersenang-senang dengan perkara-perkara yang sejalan dengan keinginan dan kepuasan nafsu, baik yang didengar (seperti musik), ditonton, disentuh, diraba, dicium, dan sebagainya. Sebab semua itu tak seiring dengan hikmah dari ibadah puasa.
7. Perbanyak Sedekah
Ketujuh, memperbanyak sedekah, baik kepada keluarga, kaum kerabat, maupun tetangga. Berilah mereka makanan secukupnya. Kendati tidak ada, jangan sampai luput walau hanya seteguk air atau sebiji kurma, berdasarkan sabda Rasulullah saw:
???? ??????? ????????? ?????? ???? ?????? ????????? ?????? ??????? ??? ???????? ???? ?????? ?????????? ??????
Artinya, ?Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,? (HR Ahmad).
Selain itu, juga sebaiknya memperbanyak baca Al-Quran, belajar Al-Quran, menuntut ilmu, berdzikir, berbuat baik di mana pun, walaupun saat berada di jalan.
Dasarnya adalah Rasulullah saw. selalu memeriksa hapalan Al-Quran-nya kepada malaikat Jibril setiap malam di bulan Ramadhan.
8. Perbanyak I’tikaf di Masjid
Kedelapan, memperbanyak i’tikaf di masjid. Sebaiknya dilakukan sebulan penuh. Jika tidak, sepuluh malam terakhir diutamakan. Sebab, jika memasuki sepuluh malam terakhir, Rasulullah saw. selalu menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggang sebagai bentuk kesiapan menjalankan ibadah.
9. Mengkhatamkan Al-Quran
Kesembilan, mengkhatamkan Al-Quran setidaknya sekali selama bulan Ramadan. Maksimalnya tentu sebanyak-banyaknya, seperti para ulama terdahulu. Bahkan, setiap bulan Ramadhan, Imam al-Syafi?i mengkhatamkannya hingga 60 kali.
10. Istiqamah Jalankan Amaliah
Kesepuluh, istiqamah dalam menjalankan amaliah Ramadhan dan melanjutkan amaliah-amaliah tersebut di bulan-bulan berikutnya. Wallahu ?alam. (tim)