EDITOR.ID, Jakarta,- Teka-teki yang tak kalah pelik dalam daftar jajaran Kabinet Presiden Joko Widodo 2019-2024 adalah memprediksi jabatan baru Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian. Pasalnya, Presiden Jokowi juga memanggil jenderal bergelar Profesor dan PhD ini ke Istana.
Selain mengejutkan sejumlah kalangan, pemanggilan Jenderal Tito pun kemudian memantik banyak spekulasi mengenai masa depan jenderal cerdas tersebut.
Jika pada awalnya banyak pihak memprediksi bahwa Jenderal Tito Karnavian akan tetap “aman” sebagai Kapolri karena prestasinya, kini peta berubah setelah Tito dipanggil Presiden. Pasalnya konon Jokowi akan memberikan jabatan promosi buat Kapolri.
Nah yang menjadi pertanyaan sekarang adalah jabatan apakah yang pantas dan layak buat Tito setelah ia menjadi orang nomor satu di Polri.
Pengamat politik Asri Hadi menyebutkan bahwa Jenderal Tito sangat pantas dan layak untuk menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. “Karena jabatan ini sesuai dengan kompetensi, pengalaman dan jam terbang beliau, apalagi ada pejabat Kemkumham juga berasal dari Polri,” ujar Asri Hadi ketika dimintai tanggapannya seputar jabatan yang pas buat Jenderal Tito.
Sebelumnya nama Tito sempat disebut-sebut akan mendapat jatah sebagai Menko Polhukam menggantikan Wiranto.
Namun, Asri Hadi mengungkapkan bahwa di posisi itu Tito harus bersaing. Karena untuk posisi Menko Polhukam sejumlah kalangan menyebut sudah ada figur yang pas yakni Jenderal Pur Moeldoko.
“Saya pikir Pak Jenderal Tito pas kalau menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM, kalau Menko Polhukam kayaknya lebih pas kalau yang mengisi pak Moeldoko,” papar pria yang banyak bekerja keras dalam senyap menjadi relawan Jokowi saat Pilpres 2019 kemarin.
Hari ini, di antara sejumlah nama calon menteri yang dipanggil, Presiden Joko Widodo juga mengundang Kapolri Jenderal Tito Karnavian ke Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019). Tito mengaku belum tahu pemanggilan ini terkait calon menteri atau tidak.
Tiba di Istana pukul 12.10 WIB, Tito datang tidak mengenakan kemeja putih melainkan mengenakan seragam Polri lengkap.
Mantan Kadensus Antiteror 88 itu tiba di Kompleks Istana Negara, dengan pengawalan ajudan, hingga didampingi Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal dan beberapa jajarannya. Tito memperkirakan dipanggil Jokowi terkait keamanan.
“Saya belum tahu. Saya dipanggil saya pikir berkaitan dengan keamanan,” ujar Tito.
Tito juga menjawab diplomatis saat ditanya apakan diminta untuk menjadi Kapolri kembali. “Nanti lihat saja setelah ini,” ucapnya.