EDITOR.ID, 50 pemimpin Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) dimasukkan dalam daftar terorisme oleh pengadilan Mesir. Hal ini membuat kelompok ini kembali menjadi sorotan
Para pemimpin kelompok seperti Abdel Moneim Abul Fotouh, Mahmoud Ezzat, Hassan Malek, Ahmed Abdel Moneim Abul Fotouh, dan Omar al-Saidi turut masuk dalam daftar dan ditetapkan sebagai teroris hingga lima tahun terhitung sejak pengadilan kriminal Kairo mengeluarkan putusannya.
Menurut Egypt Independent, Kamis (28/1/2021), pengadilan kriminal juga menetapkan kembali IM dalam daftar kelompok terorisme.
Sebelumnya, pada tahun 2013, otoritas Mesir telah melarang aktivitas IM, setelah menggulingkan pemerintahan mendiang Presiden Mohamed Morsi.
Tak hanya menetapkan 50 pemimpin dalam daftar teroris, pengadilan Mesir sebelumnya juga telah memerintahkan penyitaan aset milik mendiang presiden Mesir, Mohammed Mursi dan 88 anggota lainnya. Penyitaan dana juga dilakukan dan dialihkan kepada kas negara.
“Pengadilan untuk Urusan Mendesak, memerintahkan penyitaan aset 89 pemimpin dan anggota Ikhwanul, dan mentransfernya ke Departemen Keuangan,” tutur sumber kehakiman Mesir, sebagaimana dilansir AFP.
Penyitaan tersebut merupakan salah satu dari beberapa langkah yang diambil komisi yang ditugaskan menerapkan undang-undang tahun 2018 soal ‘organisasi dan pengelolaan aset teroris dan kelompok teroris’.
Sebagaimana diketahui, otoritas Mesir memenjarakan ribuan anggota dan pendukung Ikhwanul Muslimin, yang ditetapkan sebagai organisasi ‘teroris’ pada tahun 2013. Puluhan di antaranya telah dieksekusi mati, sedangkan yang lain kabur meninggalkan Mesir.
Didirikan pada tahun 1928, IM memantapkan dirinya pada pertengahan abad ke-20 sebagai gerakan oposisi utama di Mesir serta di negara-negara lain di kawasan itu.
Namun, gerakan itu dihapuskan dari lanskap politik Mesir pada 2013.
Sejak itu, Mesir telah memenjarakan ribuan anggota dan pendukung kelompok tersebut dan mengeksekusi puluhan dari mereka. Sementara yang lain melarikan diri ke negara-negara yang lebih mendukung gagasan mereka, seperti Qatar atau Turki. Morsi
Menurut kelompok hak asasi, lebih dari 800 pendukung Ikhwanul Muslimin tewas dalam satu hari pada Agustus 2013 selama demonstrasi di ibu kota.
Kairo memasukkan IM ke dalam daftar hitam sebagai organisasi “teroris” pada tahun 2013. (Tim)