Jakarta, EDITOR.ID,- Memasuki tahun politik, kondisi Indonesia diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kondisi politik pada tahun 2019 lalu. Masyarakat tampaknya akan terpecah ke beberapa kutub politik, tergantung berapa banyak partai politik dan calon presiden yang akan berpacu merebut posisi RI 1.
Hiruk pikuk ini tak pelak akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan bernegara dan lapisan masyarakat. Hal tersebut dikhawatirkan akan sampai mempengaruhi kehidupan di TNI, terutama di kalangan keluarga besar TNI.
Kita masih ingat pada pemilu yang lalu banyak keluarga TNI, terutama istri-istri yang tampak ikut-ikutan mendukung salah satu calon secara terang-terangan. Bahkan karena hal tersebut sampai menimbulkan masalah hukum bagi dirinya, yang tentu saja berdampak pada suami dan keluarganya.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono telah menegaskan bahwa pada pemilu tahun 2024 nanti TNI harus netral. Yudo menambahkan dirinya yang akan menjamin hal tersebut.
Yudo juga menyebutkan bahwa TNI memiliki intelijen yang memantau anak buahnya. Sehingga, anggotanya tidak bisa mencari celah untuk berpolitik praktis.
Pernyataan Panglima TNI tersebut cukup melegakan, mengingat betapa pentingnya kenetralan aparat pada pemilu yang diselenggarakan di negara demokratis seperti Indonesia.
Namun bagaimana dengan keluarga besar TNI, utamanya istri-istri para prajurit TNI?
Meskipun keluarga TNI memiliki hak politik untuk berpartisipasi pada pemilu, namun tidak etis jika ikut secara terang-terangan mendukung bahkan mengkampanyekan salah satu partai maupun capres yang berkompetisi.
Karena hal tersebut dapat ditafsirkan oleh masyarakat sebagai dukungan TNI kepada salah satu peserta pemilu.
Hal tersebut sedikit banyak tentunya dapat mempengaruhi pilihan masyarakat, yang berimbas pada dipertanyakannya netralitas TNI yang sudah ditegaskan oleh Panglima TNI. Hal tersebut tentu saja akan berdampak negatif pada citra TNI.
Mengantisipasi hal tersebut, istri Panglima TNI yang juga Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono menekankan kepada para istri prajurit agar tidak “neko-neko” menjelang dan pada tahun politik 2024 nanti.
Vero tidak menghendaki para istri prajurit ada yang ikut mendukung salah satu calon dan bahkan sampai ikut-ikutan menghujat sana-sini layaknya buzzer politik. Dirinya mengingatkan agar para istri tersebut ingat status suaminya sebagai prajurit TNI yang notabene alat negara yang harus netral.