Penyanyi asal Indonesia yang kini tengah menapaki karir di Amerika, Agnez Mo alias Agnez Monica mendadak membuat heboh publik dengan pernyataan anehnya. Dalam sebuah wawancara Agnez Mo menyebut dirinya tak memiliki darah Indonesia. Sontak hal ini langsung menjadi sorotan.
Dalam sebuah wawancara yang ia lakukan dengan seorang host AS, Kevan Kenney dari Build Series by Yahoo, Agnez mengatakan dirinya berdarah campuran Jepang, Jerman juga Chinese. Perihal ini Agnez menjabarkan hal itu tak bisa ia sangkal mengalir di dalam dirinya.
Dalam wawancara tersebut, sebenarnya Agnez Mo hendak mengatakan bahwa dirinya berasal dari golongan minoritas sehingga ia merasa berbeda.
Padahal, Agnez beberapa kali menunjukan simbol-simbol budaya tradisional Indonesia dalam video klipnya, termasuk rambut kepang ala Papua yang menuai kontroversi.
Pada wawancara yang sama, Agnez Mo juga menjawab mengenai persoalan cultural appropriation yang dilayangkan padanya. Ia dianggap menggunakan gaya kepang cornrow ala Papua secara tidak sensitif dalam video klip ‘Diamonds’.
Ia pun menjelaskan bahwa ia tidak memiliki maksud demikian. Dirinya hanya ingin mempromosikan keberagaman Indonesia tanpa menyadari apa yang ia lakukan dapat disebut sebagai cultural appropriation.
“Ini sangat menarik karena Indonesia memiliki 18 ribu pulau. Kami memiliki bahasa dan bebunyian yang berbeda, baju daerah yang berbeda-beda, perkusi, musik, kami memilikinya dengan sangat beragam,” ujarnya.
Agnez Mo mengatakan dirinya sejak kecil terbiasa dengan keberagaman budaya yang ada. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud merepresentasikan Papua dengan gaya rambutnya.
Ia mengira, karena dirinya sejak kecil lahir dan tumbuh dengan budaya yang beragam di Jakarta, sehingga tidak akan menjadi masalah untuknya apabila ia memperkenalkan budaya dari suku yang bukan miliknya.
“Aku hanya berpikir aku tumbuh dengan itu. Tapi yang menarik, aku juga tumbuh dengan bernyanyi di gereja dan kamu mengetahui ada beragam musik Indonesia, tapi di waktu yang sama, kamu juga bernyanyi untuk gereja dan semuanya bagian dari diriku,” tuturnya.
“Jadi, aku berpikir ini bukan hanya tentang keterwakilan budaya, namun bagaimana budaya bisa menjadi sesuatu yang inklusif,” sambungnya.
Meski begitu, bukan berarti Indonesia bukan tanpa makna di mata Agnez.
“Saya tidak bisa memilih darah atau DNA saya, tetapi saya selalu BERDIRI untuk negara saya, saya SELALU MEMILIKI, dan TIDAK ADA yang bisa mengambilnya dari saya,” ungkap Agnez di media sosialnya.