EDITOR.ID, Purwokerto,- Hari ini 1 Juni 2018 tepat, Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Lahir Pancasila. Ideologi bangsa tersebut menjadi ciri khas Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama.
Pengamat menilai, Hari Lahir Pancasila 1 Juni perlu dimaknai secara khusus. Hal itu perlu dilakukan untuk mengingat bahwa Pancasila merupakan pemersatu bangsa Indonesia, kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Soedirman Edi Santoso.
“Pancasila itu kekayaan milik bangsa Indonesia, terbukti selama bertahun-tahun bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia,” kata Edi di Purwokerto, Kamis (31/5/2018).
Pada saat ini, kata dia, Pancasila menghadapi berbagai tantangan di tengah era globalisasi dan derasnya arus informasi.
“Pancasila menghadapi tantangan dengan adanya perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila misalnya seperti aksi terorisme dan radikalisme,” katanya.
Masyarakat, ujar dia, harus terus menghidupkan dan membumikan serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui momentum ini, setidaknya ada beberapa hal yang harus diingat dari Pacasila. Pertama, Indonesia adalah bangsa yang besar dan sangat plural, sehingga selalu menyimpan kerawanan untuk tercerai berai, dan Pancasila selama ini menjadi alat pemersatu yang ampuh,” katanya.
Kedua, kata dia, tantangan tidak hanya berasal dari dalam, tetapi juga dari luar, terutama sejak derasnya arus globalisasi.
“Ideologi asing semakin mudah masuk melalui teknologi informasi. Di sini, Pancasila perlu dukungan segenap elemen bangsa, agar terus menjadi ideologi pemersatu,” katanya.
Ketiga, Indonesia memiliki generasi milenial dengan karakternya yang unik, dan nantinya akan menjadi pewaris bangsa.
“Perlu upaya serius untuk lebih mengenalkan, menghidupkan dan membumikan Pancasila kepada mereka, butuh pendekatan tersendiri untuk anak-anak muda ini,” katanya.
Dia menambahkan, butuh kegiatan yang atraktif untuk makin mendekatkan anak muda dengan Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila dapat benar-benar “mewarnai” setiap elemen bangsa termasuk generasi muda dalam bertindak dan juga dalam berucap.
“Contohnya, kami pernah buat lomba Kentongan Pancasila. Masyarakat diajak menikmati budaya lokal sambil meningkatkan pemahaman soal Pancasila,” kata Edi. (tim)