Robiatul Adawiyah Guru SDIT yang Dipecat Gara-Gara Pilih Ridwan Kamil (Sumber Foto Tribunnews.com)
EDITOR.ID, Bekasi,- Robiatul Adawiyah mengaku tak menyesal dipecat tempatnya bekerja Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza‎ Jatisari, Bekasi hanya gara-gara memilih idolanya Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bahkan ibu guru ini memilih tidak akan mengajar di sekolah ini dan ikhlas dirinya dipecat.
Sungguh ironis tentang guru di Bekasi yang dipecat hanya karena berbeda pilihan di Pilgub Jabar 2018. Pemecatan ini beredar viral dan ramai di media sosial dalam waktu singkat. Ratusan netizen menyampaikan ungkapan simpatiknya atas apa yang dialami Robiatul yang dipecat hanya karena menjalankan hak asasinya memilih pemimpin Jabar.
Pemecatan Rabiatul terungkap lewat screenshot grup Whatsapp yang beredar luas di media sosial. Dalam percakapan di grup WA itu, sikap Rabiatul yang beda pilihan dalam Pilkada dipertanyakan. Robiatul memilih Ridwan Kamil di Pilgub Jabar. Seseorang bernama Fahrudin menyebut pilihan itu tidak sesuai perintah yayasan.
Yayasan tersebut meminta kepada semua pegawainya untuk memberikan dukungan kepada pasangan calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni pasangan Nur Supriyanto-Adhy Firdaus Saady untuk Pilkada Kota Bekasi dan pasangan Sudradjat-Ahmad Syaikhu untuk Pilkada Jawa Barat.
Ustad Fahrudin kemudian mengatakan hanya ingin bekerja sama dengan staf yang satu visi dan misi dengan yayasan. Rabiatul lalu meminta kepastian tentang posisinya di sekolah dan dijawab Fahrudin yang akan memberi surat keterangan.
Robiatul mengisahkan, saat pencoblosan kemarin dirinya memilih pasangan calon nomor urut 1 Rahmat Effendi-Tri Adhianto untuk Pilkada Kota Bekasi dan pasangan Ridwan Kamil-‎Uu Ruzhanul Ulum untuk Pilkada Jawa Barat.
Pilihan ini berbeda dengan arahan Yayasan Daarunnajaat Maza, lembaga yang menaungi SDIT Darul Maza‎ Jatisari, tempatnya bekerja ini menginstruksikan dukungan ke PKS.
Apalagi saking gembira jagoannya Ridwan Kamil menang Robiatul memposting pilihannya memang. Namun ibu guru SDIT ini tak menyangka status yang ditulisnya di WhatsApp berujung pemecatan. ‎
Mirisnya lagi, pemberitahuan pemecatan tersebut hanya melalui WhatsApp yang disampaikan oleh salah satu pengurus yayasan sekolah.
Robiatul tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Suaminya, Andriyanto, memposting kekecewaan yang dialami istrinya melalui media sosial Facebook, pada Rabu (27/6/2018) lalu.
Tak lama berselang, status yang ditulis suaminya disertai dengan beberapa potongan foto (screenshoot) percakapan di WhatsApp menjadi viral.
“Hanya karena menulis status tentang pilihan saya menang, saya diberhentikan,” ujar wanita yang akrab disapa‎ Robia, di kediamannya RT 01/RW 03, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jumat (29/6/2018).
Setelah menjadi viral di media sosial, pihak Yayasan Daarunnajaat Maza‎, buru-buru memberikan klarifikasi, Jumat (29/6/2018) pagi. Beberapa pengurus yayasan mendatangi kediaman Robia melakukan klarifikasi dan permintaan berdamai.
Dalam postingan yang diunggah Andriyanto di Facebook-nya terungkap, keluarga ini memaafkan dan mengganggap selesai peme‎catan sepihak yang dilakukan yayasan.
‎”Niat baik harus disambut dengan niat yang baik nan ikhlas juga. Menjaga silaturahmi lebih baik untuk merajut persaudaraan sesama umat, terutama di lembaga pendidikan yang notabene tembok terdepan peradaban bangsa,” ucap Andriyanto di Facebook-nya.
SDIT Darul Maza telah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian yayasan dalam menjalankan manajemen pendidikan.
“Pagi ini pihak Yayasan Darunnajat Maza yang diwakili Ust. Fahrudin, Ust. Jono, beserta Kepala SDIT Darul Maza (Ibu Tami) dengan niat yang baik datang ke kediaman Keluarga Besar Ibu Robiatul Adawiyah (guru SDIT Darul Maza yang viral pemecatan kemarin) untuk menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kelalayan yayasan dalam menjalankan manajemen pendidikan,” tulis Andriyanto.
Meski begitu, Robia tetap memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai guru di sekolah tersebut. Saat ditemui di kediamannya, Rabiatul mengaku sudah berdamai dan memaafkan pihak SDIT Darul Maza dan yayasan. Namun, dia tidak mau kembali mengajar di sekolah tersebut.
“Untuk (bekerja) di tempat yang semula sepertinya tidak. Karena saya di situ (chat WA), bahasanya saya sudah tidak satu misi dan visi lagi (dengan yayasan). Saya sudah tidak di situ lagi dan saya lebih memilih kerja di tempat lain,” ucap Rabiatul.
Rabiatul mengaku kini sudah tidak kecewa meski kehilangan pekerjaan karena pilihan politiknya. Dia berharap tetap bisa bersilaturahmi dengan pihak sekolah dan yayasan.
“Sekarang sih saya sudah nggak ada (rasa kecewa), sudah ikhlas, sudah nggak marah lagi. Dari pihak saya dan pihak yayasan sudah berdamai, tidak ada perdebatan lagi. Saya harap silaturahmi saya dan yayasan akan berjalan dengan baik,” ujar Rabiatul. (tim)