EDITOR.ID – Jakarta, DPP Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) mengecam dan mengutuk aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) sekitar pukul 10.26 WITA.
Ketua Umum DPP GPP, Dr. Antonius Manurung, M.Si., dan Sekjen DPP GPP, Dr.Bondan Kanumoyoso, M.Hum., menegaskan, serangan teror ke gereja adalah tindakan kekerasan yang sangat brutal. Apalagi gereja adalah tempat suci dan rumah jemaat Kristiani beribadah.
“Ketika tempat ibadah atau gereja diserang ini jelas-jelas merupakan cermin sikap Anti Pancasila,” ujarnya.
DPP GPP meminta aparatur keamanan dan intelijen bergerak progesif untuk mengusut tuntas, mengungkap siapa pelaku dan motif pengeboman gereja ini.
DPP GPP menyampaikan turut prihatin kepada Pimpinan dan Umat Gereja Katedral, khususnya ungkapan dukacita mendalam kepada keluarga korban akibat bom bunuh diri tersebut.
“Semoga kita semua waspada dan senantiasa berdoa bagi seluruh yang menjadi korban ini,” imbuh Anton.
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih menyelidiki ledakan bom yang terjadi di Gereja Katedral Makasar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Argo mengatakan, awalnya ada dua orang yang diduga berboncengan menggunakan sepeda motor menuju lokasi.
“Diduga dinaiki oleh dua orang yang kemudian terjadi ledakan di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar,†kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu, 28 Maret 2021.
Argo melanjutkan, kedua terduga pelaku itu masuk ke depan pintu gerbang gereja saat kegiatan ibadah misa sudah selesai. Pihak sekuriti yang curiga melihat keduanya, sempat menghadang mereka.
“Dari dua orang yang mau masuk tadi dicegah oleh sekuriti Gereja Katedral tersebut. Dan kemudian terjadi ledakan itu,†jelasnya.
Argo menyampaikan, dari hasil informasi di lapangan, ditemukan kendaraan yang hancur dan beberapa potongan tubuh.
“Tentunya ini jadi bagian dari pada penyidik dari pihak kepolisian, untuk meyakinkan potongan-potongan (tubuh) tersebut,†tutur Argo.
Untuk diketahui, ledakan yang diduga bom bunuh diri tersebut terjadi pada pukul 10.26 WITA. Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dikerahkan untuk menyelidiki peristiwa itu. (Tim)