Forum Cipayung Plus Nasional Desak Batalkan UU Cipta Kerja

Imanuel juga menjelaskan mengenai berbagai pokok persoalan yang dianggap menimbulkan kontroversi di masyarakat.

“Muatan pasal-pasal dalam UU Cipta Kerja sangat bernuansa eksploitatif di seluruh sektor ekonomi. Ruang impor komoditas dan produk tani dibuka lebar-lebar. Ruang impor bibit dan ternak dibuka lebar-lebar. Di sektor perkebunan, modal asing diberikan ruang selebar-lebarnya untuk masuk dengan dalih azas kemanfaatan. Ruang impor dan komoditas produk perikanan dan pergaraman dibuka lebar-lebar. Eksistensi hutan lindung terancam. Eksploitasi besar-besaran di sektor pertambangan. Hak-hak buruh dan tenaga kerja terabaikan. Terakhir, metode Omnibus Law bertentangan dengan metode pembentukan suatu undang-undang di Indonesia”, pungkasnya.

Aksi tersebut awalnya berjalan damai yang dimulai dengan long march dari Margasiswa ke Istana Negara. Massa aksi dari forum Cipayung Plus nasional kemudian bergabung dengan kelompok aksi lain yang sudah lebih dulu melakukan aksi di Istana Negara. Namun, saat orasi sedang berlangsung, pihak keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa secara paksa. Massa aksi yang didesak mundur oleh aparat kemudian sebagian memisahkan diri dan melanjutkan aksi menuju Senayan. Aksi yang terjadi di Istana Negara akhirnya berujung ricuh karena pihak aparat mendesak massa aksi menggunakan gas air mata. Terdapat sedikitnya belasan orang yang harus diangkut ambulance untuk diberi pertolongan pertama. Kecewa dengan sikap aparat yang tidak mengakomodir keinginan peserta aksi, massa aksi akhirnya meluapkan kekecewaannya dengan bertindak anarkis, membakar salah satu pos polisi di Perempatan Bawaslu. Massa aksi akhirnya membubarkan diri pada pukul 5 sore.

Menurut keterangan Sujahri, terjadinya pembakaran pos polisi itu bukan merupakan tindakan dari kelompok Cipayung Plus, melainkan dari kelompok lain yang tidak dikenal.

“Itu bukan kita (Cipayung Plus), itu bagian dari massa aksi yang lain yang sudah lebih dulu aksi di Istana Negara. Kita tidak pernah menginstruksikan kepada kader-kader untuk berbuat anarkis. Konsep kita dari awal ingin aksi damai dan menyampaikan aspirasi kita agar didengar oleh Pak Presiden”, tutup Sujahri. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: