Jakarta, EDITOR.ID,- Mitra Seni Indonesia (MSI) tahun ini kembali mengadakan kegiatan dalam rangka hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli mendatang dengan mengajak anak anak dibawah naungan Ikatan Syndroma Down Infonesia (ISDI) Yayasan Handai Tuli Indonesia (YHTI) untuk memeriahkan Festival Seni dan Bazaar MSI 2024 dalam berbagai kegiatan dan kesenian yang berlangsung di LPPI Kemang hari minggu (30/6/24)
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan yang melibatkan anak anak istimewa tersebut pada hari penutupan ini sangat mengagumkan. 48 anak yang tergabung dalam ISDI mahir bermain angklung, menyanyi, menari dan kegiatan seni lainnya. Alunan angklung dan tariannya tampil mempesona dan 22 anak mengikuti Lomba.
Ketua Umum Mitra Seni Indonesia Sari Ramdani mengatakan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian dan dukungan MSI kepada mereka dengan membuka ruang seluas-luasnya dalam bidang seni tidak hanya berketrampilan dalam memainkan alat musik, dan tari namun juga seni Sastra, yaitu dengan mengikuti Lomba Puisi.
Tak mudah bagi Dewan Juri yang tergabung dalam Lingkar Budaya Indonesia unt membuat kriteria penilaian nya. Adrianus LG Wowuruntu (Ketua LBI) , Eka Budianta ( Penulis & Sastrawan Indonesia ) serta Rita Sri Hastuti sepakat untuk menyesuaikan dengan tingkatan ketrampilan dan memberi kelompok kriteria Lomba yaitu LOMBA MEMBACA PUISI bagi anak-anak down syndroma dan kriteria LOMBA MENULIS PUISI bagi anak-anak tuli.
Menurut Ketua Umum MSI Sari Ramdani melalui kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi dan membantu peningkatan potensi diri dari anak-anak istimewa ini. Dan memberikan wadah kegiatan Lomba dan ikut serta lomba merupakan salah satu bentuk kepercayaan diri dan tentunya dukungan dari orangtua, pembimbing dan lingkungan sekitar agar anak berkembang dengan naim sesuai potemsi yang ada.
Hak berkegiatan dan hak diberikan ruang berkegiatan seluas-luasnya akan mempermudah dalam mendapatkan potensi positif bagi perkembangan anak.
Lomba Membaca Puisi dan Lomba Menulis Puisi ini untuk memperebutkan piala Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, piagam penghargaan serta dana peningkatan .
Lebih lanjut Sari Ramdani mengatakan seni budaya bersifat universal atau dengan kata lain seni dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Karena itu karya seni bukan hanya milik segelintir orang namun semua golongan, semua lapisan dapat menikmati seni itu. Kemampuan dalam meningkatkan ketrampilan berkesenian bagi anak- anak berkebutuhan khusus ini tak lepas dari dukungan orangtua, guru, pembimbing dan masyarakat sekitar.