EDITOR.ID, Jakarta,- Keberhasilan Tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 (Densus) mendeteksi sejak dini dan mencegah terjadinya bom di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bukannya diapresiasi DPR.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah justru “memarahi” Polri. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini komplain atas tindakan Densus 88 Polri menggeledah kampus Universitas Riau (UNRI).
Penggeledahan polisi ke kampus dianggap politisi yang hobinya menyinyiri Presiden ini sebagai tindakan merusak mimbar akademik. Namun Fahri tak sadar bahwa penggeledahan Polisi di kampus telah berhasil mengamankan empat bom yang siap diledakkan di Gedung DPR tempatnya berkantor.
Andai bom tersebut lolos dari pengejaran polisi dan masuk ke DPR dibawa bomber bunuh diri, tak bisa dibayangkan korban jiwa akan terjadi di rumah wakil rakyat ini.
Dikritik Fahri Hamzah Polri tetap bersikap sabar dan profesional. Polisi menyatakan upaya penggeledahan itu dilakukan lantaran bom milik tersangka teroris sudah siap diledakkan sewaktu-waktu.
“Penangkapan kasus teror itu tidak sama dengan penangkapan kasus lain. Ini teman-teman tadi melihat bomnya sudah siap,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2018).
Setyo menegaskan langkah Densus 88 menggeledah kampus UNRI dengan perlengkapan senjata sudah sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP) yang berlaku di kepolisian. Sikap polisi ini demi menyelamatkan nyawa manusia dari ancaman bom yang akan diledakkan teroris.
Dia menjelaskan penangkapan kasus terorisme tidak bisa disamakan dengan kasus lainnya.
“Prosedurnya kita memang ada yang namanya striking force. Striking force itu artinya satu kelompok itu memang prosedurnya bawa senjata panjang. Jadi bagaimana kalau kita SOP-nya bawa senjata panjang, harus ganti dengan tongkat polisi misalnya sementara bom sudah siap,” sebut Setyo.
“Jadi ini sudah seperti itu. Penangkapan atau upaya paksa terhadap kasus terorisme itu ada prosedurnya,” imbuhnya.
Tim Densus 88 Polri berhasil mengamankan 3 orang terduga teroris di Kampus Universitas Riau. Dalam upaya penggeledahan tersebut, tim Densus 88 juga Polri menemukan sejumlah barang bukti di gelanggang mahasiswa di kampus UNRI. Barang bukti itu di antaranya bahan peledak jenis TATP, sejumlah pedang, panah hingga senapan angin.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik penggeledahan polisi di kampus UNRI yang bersenjata api. Hal itu seperti disampaikan Fahri dalam akun Twitter-nya @Fahrihamzah, Sabtu (2/6/2018) pukul 19.40 WIB.
Bahkan Fahri menyeret-nyeret nama Presiden Jokowi dan menyalahkan Presiden. Fahri turut men-tag akun Twitter Presiden Joko Widodo @jokowi, yang menyebut Jokowi tidak pernah menjadi aktivis.
“Pak @jokowi, ini jangan dibiarkan, kalau senjata laras panjang sudah masuk kampus, kita telah kembali ke zaman batu! Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktivis. Maka bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa!” kata Fahri lewat akun Twitternya. (tim)