Keterlibatannya dalam tindak pidana terorisme sebagai ketua kelompok teror di Jakarta pada tahun 2009 membuat ia harus mendekam di penjara selama 4 tahun di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua dan Polda Metro Jaya dan terakhir LP Magelang.
“Alhamdulillah empat tahun pak, pertama di Mako Brimob 1 tahun 2 minggu , di Polda Metro hampir jalan 8 bulan, sisanya di LP Magelang,” kata Paimin di rumahnya, Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (4/10/2019).
“Di Mako Brimob saya bergabung masih bareng sama Umar Patek (Terpidana teroris Bom Bali),” imbuhnya.
Beruntungnya, setelah kembali dari penjara, Paimin tidak dikucilkan oleh Masyarakat di kampung tempat tinggalnya saat ini. Malahan, secara gotong royong para tetangga Paimin membantunya membangun rumah untuk Paimin dan Keluarga.
Saat disambangi di rumahnya Sambungmacan, Paimin kini membuka usaha kecil kecilan, berkat bantuan dari pemerintah, utamanya pendampingan pembinaan dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Polres Sragen selama 4 tahun.
Bersama Polres Sragen, ia berjualan dengan gerobak warung kecil untuk usaha makanan dan minuman. Selain itu, ia juga memelihara sapi jenis lemosin bantuan BNPT, yang sebentar lagi akan beranak.
Tak hanya itu, Paimin juga ternyata sukses mengelola usaha batu bata merah yang dibuat di halaman rumanya.
Di sela sela kesibukannya di warung, berupa makanan ringan dan meladeni pembeli dengan minuman kopi, teh dan minuman lainnya, ia juga mengurus empat orang putra putrinya di rumah, bersama istri tercintanya.
Kala ada waktu luang, ia juga menyempatkan diri untuk memancing ikan di sungai.
“Sekedar untuk menghibur diri, sekaligus menambah nafkah jika dapat ikan banyak bisa dijual,†katanya.
Kini Paimin sudah bisa melupakan masa lalunya sebagai napi teroris. Ia kini hidup damai dan sudah bisa kembali menjalani hidup yang layak di kampung halamannya di Sambungmacan. Pria ini mengaku insaf dan tidak akan terjerumus ke dalam jaringan teroris.
Ia mengaku sudah menyesali perbuatannya dan kini berusaha bangkit untuk menjalani kehidupan seperti sedia kala.
Paimin mengaku sadar bahwa apa yang dilakukannya salah dan menyusahkan banyak orang. Bahkan gara-gara terpengaruh kelompok teroris membuat dia melakukan kejahatan yang mengancam nyawa banyak orang.
Dari pernikahannya dengan Nur Wakhidah (35), Paimin kini dikaruniai tiga orang putra dan seorang putri yang masih berumur tujuh bulan.
Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan, mengatakan pembinaan terus dilakukan kepada para Napiter. Tujuannya untuk membantu mereka menjalani kehidupan di masyarakat. “Kita terus lakukan pembinaan terhadap napiter, bentuk pembinaan salah satunya penguatan ekonomi,” kata AKBP Yimmy Kurniawan. (tim)