“Saya lahir di Padang karena waktu itu ayah saya bertugas di sana. Polisi kan sering pindah-pindah, jadi saat itu saya dilahirkan di Padang,” ujarnya kepada Wartakotalive.com saat ditemui di rumahnya, Senin (18/11/2024).
Pada usia lima tahun, Oma Metia mulai menginjakkan kaki di Jakarta, mengikuti jejak ayahnya yang sering dinas ke luar kota, termasuk ke Medan, Sumatera Utara, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Oma Metia juga merupakan alumni SMA Negeri (SMAN) 6 Jakarta dan kemudian melanjutkan studi di UI.
“Saya tinggal di Padang hingga usia tiga tahun, lalu pindah ke Medan, baru kemudian ke Jakarta. Saya tidak sempat TK, langsung masuk SD. Waktu SD, saya sempat tinggal di Kupang karena ayah dinas di sana,” kenangnya.
Menurut Oma Metia, pada masa kecilnya, ia belajar di sekolah informal yang diadakan oleh ibu-ibu di lingkungan sekitar, salah satunya di kawasan Pegangsaan Timur.
Usai kisah Oma Metia viral, tetangga sekitar berharap pemerintah membantu memerhatikan Oma Metia yang kini hidup sebatang kara. Pasalnya pemerintah hingga sekarang belum datang untuk sekadar menengok ataupun membantu Oma Metia.
“Yang saya tahu sih enggak pernah ya, enggak ada (dari Dinsos),” kata Yanto.
Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Oma Metia mengandalkan bantuan dari Yanto dan sepupunya. Sepupunya yang tinggal di kawasan Pondok Labu, tiap bulan rutin mengirimkannya bahan makanan.
“Yang kasih support tiap bulan sampai sekarang itu sepupunya, tinggalnya di Pondok Labu tiap bulan ngirim bahan makanan sama ada juga dari temen-temen SMA-nya. Dia alumni SMAN 6 Jakarta,” ujar Yanto.
Tetangga sekitar juga rutin memerhatikan dan memberikan bantuan kepada Oma. “Kita juga sering tiap minggu kirim sayur, buah, sering juga istri saya beliin daster,” katanya.
Akan tetapi, Oma Metia tak pernah mau mengenakan daster baru. Ia selalu mengenakan daster lama yang dimilikinya di rumah. Seringkali, Oma tak pernah mengganti daster yang dikenakannya selama berhari-hari.
Pihak UI Turun Tangan
Terpisah, Perwakilan Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI), Jonathan Waldy mengatakan, pihaknya siap membantu sang oma.
“Nah kalau dari ILUNI tuh udh siap untuk bantu-bantu proses kegiatan rapi-rapinya segala macam, mengingat karena oma juga sudah tidak muda,” ujarnya, kepada Wartakotalive.com, Senin (18/11/2024).
Pihaknya akan melakukan pendekatan terhadap Oma Metia agar dapat hidup yang layak di rumahnya serta bersinergi dengan pemerintah setempat.
“Dan tentunya sebelum menuju ke situ bakalan ada pendekatan dulu dengan Oma Metia karena Oma Metia sendiri, dan sudah tua jadi kami enggak enak, adab lah bahasanya, setelah pendekatan baru nanti kami eksekusi dan akan bersinergi dengan pemerintah setempat,” kata dia.