EDITOR.ID, Jakarta,- Ledakan pasien terpapar virus Corona di tanah air mengakibatkan rumah sakit keteteran tak mampu berbuat apa-apa dan pasrah. Pemerintah langsung bergerak cepat membuka sarana “rumah sakit dadakan” atau RS Darurat di beberapa tempat. Salah satunya di Rusun Pasar Rumput, Jakarta.
Namun problemnya terbentur dengan alat kesehatan. Masalah ini bisa diatasi dengan kebijakan pemerintah mengimpor besar-besaran alat kesehatan untuk melengkapi rumah sakit darurat atau dadakan agar layanannya setara rumah sakit sesungguhnya.
Namun kendala berikutnya terganjal dengan keterbatasan soal Sumber Daya Manusia (SDM) bidang tenaga kesehatan.
Menyikapi kendala dan problem ini anggota Dewan punya gagasan. Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Emanuel Melkiades Laka Lena melempar wacana bagaimana masyarakat diberikan pelatihan memahami tentang bagaimana menolong pasien Covid-19.
Gagasan ini bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan yang selama ini sudah berjibaku di rumah sakit dan jumlahnya terbatas.
Emanuel Melkiades Laka Lena meminta pemerintah merumuskan konsep menjadikan masyarakat sebagai tenaga kesehatan untuk mengurangi beban fasilitas layanan kesehatan.
?Kami mendorong pemerintah merumuskan secara sederhana bagaimana rakyat Indonesia pada kesempatan pertama menjadi kelompok pertama yang bisa menangani merawat pasien Covid-19,? kata Melki dalam pesan suaranya, Sabtu, 10 Juli 2021.
Melki mengungkapkan pandemi memberikan pesan bahwa penyakit Covid-19 tidak memiliki batasan. Penyakit tersebut bisa berada di rumah, kantor, maupun lingkungan sekitar. Ia pun mengusulkan agar masyarakat diberi panduan atau dilatih untuk merawat anggota keluarganya yang sakit karena Covid-19.
?Baik itu istrinya, suami, anak, ponakan, tetangga atau teman kantornya apabila kena kita tidak perlu takut atau khawatir berlebihan, tapi dipandu bagaimana penanganan pertama tentu dengan tata cara yang sesuai dengan penanganan medis semestinya,? kata dia.
Dengan situasi Indonesia yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19, Melki mengatakan semua pihak harus memberikan optimisme bahwa semua pihak bisa memberikan penanganan pertama pada pasien yang terinfeksi. Misalnya melalui telemedicine kepada pasien tanpa gejala agar tertangani dengan baik. ?Sehingga tidak semua harus dirujuk rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan kita,? ucapnya. (tom)