DPD Apreasiasi Hukuman Seumur Hidup Bentjok di Skandal Jiwasraya

“Oleh karenanya, terdakwa Benny Tjokrosaputro sebagai orang yang turut serta melakukan atau medepleger, sehingga demikian unsur yang melakukan dan turut melakukan telah terbukti,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Benny juga terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Benny menyembunyikan hartanya yang berkaitan dengan hasil korupsi dengan membeli sejumlah aset.

“Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum, maka majelis berpendapat bahwa unsur menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, membawa ke luar negeri, merubah bentuk, menukar dengan mata uang, atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta benda telah terbukti pada perbuatan terdakwa Benny Tjokrosaputro,” tutur hakim.

Tindakan pencucian uang yang dilakukan keduanya itu disamarkan dengan membeli tanah hingga jual-beli saham. Dia juga membeli apartemen dan membangun perumahan.

Terkait TPPU, Benny melanggar Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Pertimbangan hal memberatkan dan meringankan itu dibacakan sebelum hakim menjatuhkan hukuman ke Benny dan Heru. Di perkara Benny, hal yang memberatkannya adalah Benny melakukan korupsi secara terorganisir dan menggunakan kartu identitas palsu untuk nominee.

“Keadaan memberatkan bahwa terdakwa melakukan korupsi secara terorganisir dengan baik sehingga sangat sulit untuk mengungkap perbuatannya, bahwa terdakwa menggunakan cara-cara lain dengan jumlah sangat banyak menjadikan sebagai nominee, bahkan terdakwa menggunakan kartu tanda penduduk yang palsu untuk dapat dijadikan nominee,” ujar hakim Rosmina.

Sementara hal memberatkan untuk Heru Hidayat yaitu Heru menggunakan uang korupsi untuk foya-foya dan bermain judi. Padahal, uang yang dipakai Heru berjudi itu adalah uang nasabah Jiwasraya.

“Bahwa terdakwa menggunakan uang hasil korupsi untuk berfoya-foya dengan melakukan perjudian, sedangkan nasabah PT AJS jumlah sangat banyak, tidak dapat manfaat dari tabungan sedikit demi sedikit sehingga mengakibatkan hilang kepercayaan masyarakat pada dunia asuransi,” tegasnya.

Perbuatan keduanya juga dinilai merusak pasar modal di Indonesia serta menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap perasuransian. Oleh karena itu, tidak ada hal meringankan dalam diri Benny dan Heru.

“Bahwa terdakwa di persidangan bersikap sopan dan terdakwa menjadi kepala keluarga, namun terdakwa tidak menyesali perbuatannya. Sehingga sikap sopan dan sebagai kepala keluarga terhapus oleh keadaaan yang memberatkan yang ada di diri terdakwa,” pungkasnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: