Puan berkata siap bertemu Kaesang dan bakal meluangkan waktu. Dia bahkan secara tegas mengajak Kaesang bekerja sama ikut mendukung Ganjar Pranowo.
Niat Kaesang Bertemu Bu Mega Diyakini Pengamat Tak Mulus
Pengamat politik dari Citra Institute Efriza mengungkapkan tidak mudah bagi Ketum PSI Kaesang Pangarep untuk bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Niat Kaesang tak akan berjalan mulus dan bisa diterima oleh mereka.
Dugaan Efriza, ada kejengkelan dari PDIP terhadap Kaesang yang berlabuh ke PSI. Kejengkelan itu terlihat dari cara mereka merespons keinginan Kaesang bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, PDIP terkesan mempersulit Kaesang dengan meminta syarat jika ingin bertemu Ketum PDIP harus bertemu terlebih dahulu dengan Ketua DPP Puan Maharani.
“PDIP secara keseluruhan kader dan elitenya jengkel sama Kaesang. Maka caranya membalas, dengan merayu saja, tapi tidak mudah bertemu Megawati selaku ketua umum,” kata Efriza dalam keterangan yang diterima, Selasa (3/10).
Menurutnya, PDIP juga ingin menunjukkan posisinya sebagai penguasa politik. Hal ini pun bisa dibaca bahwa PDIP lebih memilih menjaga sikap atau ‘jaim’.
Dia pun menyakini PDIP sebenarnya ingin mengajak Kaesang untuk masuk barisan pendukung Ganjar Pranowo.
Namun, para politikus karier di partai berlambang banteng moncong putih itu tidak sudi memperlakukan Kaesang sebagai pimpinan parpol yang setara dengan Megawati.
“PDIP berharap Kaesang dukung Ganjar, tapi tak ingin juga Kaesang “besar kepala” karena ketua umum partai non-parlemen dengan mudah bertemu Ketua Umum Megawati sebagai Partai Penguasa saat ini. Jadi, PDIP gengsi tapi butuh,” ucapnya.
Efriza menilai kebutuhan dan kemauan PDIP mengajak Kaesang dan PSI dikhawatirkan membuat kubu Koalisi Prabowo Subianto makin menguat.
Selain itu, jika Kaesang benar-benar diabaikan justru menjadi bumerang bagi PDIP. Sebab, Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik akan lebih menunjukkan dukungan serius kepada Prabowo.
“Maka PDIP bermain drama, mau tapi tidak sepenuh hati menginginkan Kaesang dukung PDIP. Ini yang dinilai oleh PDIP, bukan Kaesang dan PSI nya, tapi respek dan khawatir dengan Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik, jika dikecewakan si bungsunya Kaesang,” tuturnya.
Menurutnya, PDIP tak ingin PSI semakin besar kepala jika keinginan Kaesang menemui Megawati dituruti. Sebab, publik bakal menilai bahwa dua partai itu levelnya sederajat.
“PDIP tentu tak mau pertemuan Kaesang dengan ketua umumnya, membuat PSI sebagai partai non-parlemen, semakin ‘besar kepala” karena pertemuan Kaesang dan Megawati, di mata publik bahwa PSI seolah telah sederajat level partainya,” kata Efriza. (tom)