EDITOR.ID, Jakarta,- Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri sukses menggulung dan mempreteli satu persatu jaringan terduga teroris yang sedang merencanakan aksi lanjutan. Mereka ternyata punya niat jahat akan melakukan aksi teror terhadap simbol dan industri milik China di Indonesia.
Namun sebelum aksi teror digelar, satu persatu calon pelaku berhasil dibekuk Densus 88 Anti Teror dari masing-masing sarangnya. Ada lima terduga teroris yang sedang merencanakan menggelar aksi teror. Mereka semua berhasil diamankan Densus 88 di Bekasi dan Jakarta.
Uniknya mereka tergabung sebagai anggota dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI), ormas yang telah dilarang pemerintah. Selain itu mereka juga bergabung dalam satu kelompok pengajian Majelis Ratib Yasin Waratib.
Jika melihat pengakuan para terduga teroris, sangat terlihat mereka memang menjadi korban “cuci otak”. Mereka termakan hasutan dan informasi yang salah mengenai kondisi global sehingga mereka punya keyakinan keliru dan ingin balas dendam.
Salah satunya adalah Zulaimi Agus. Terduga teroris ini ditangkap di Serang Baru, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Senin (29/3/2021).
Zulaimi Agus mengaku termotivasi ingin melakukan aksi teror dan membuat bahan peledak karena terpengaruh hasutan dari orang lain kelompoknya. Ia diberikan informasi mengenai Indonesia dikuasai China. Dan semua informasi ia makan mentah-mentah.
Ia juga mendapat hasutan soal aksi demo menolak hasil Pilpres 2019 di depan Bawaslu yang dilakukan dia bersama Demonstran 212 di depan gedung Bawaslu. Darisana munculah dendam dan keinginan jahatnya.
Sehingga Zulaimi punya niat jahat membuat bom karena ingin menegakkan keadilan dengan cara sendiri terhadap tindakan Brimob kepada demonstran 212. Zulaimi Agus mengaku membuat bahan peledak jenis TATP
Di rumah kontrakan Zulaimi Agus, tim Densus 88 Antiteror menemukan sejumlah bahan peledak aktif saat itu. Zulaimi Agus mengaku belajar membuat bom setelah kerusuhan di depan Bawaslu pada 21 Mei 2019.
“Saya belajar membuat TATP atau acetone peroxide sejak pasca-kerusuhan Mei 212 di depan Bawaslu. Sudah mencoba lima kali membuat di bengkel Sinergi Motor Serang Baru, Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Saya belajar membuat bahan tersebut dari blog internet dengan cara mengaktifkan VPN,” kata Zulaimi Agus.
“Motivasi saya membuat TATP saya merasa negara ini sudah tidak ada keadilan, saya ingin membalas. Sebetulnya bukan ingin membalas, saya ingin menegakkan keadilan dengan cara saya sendiri atas tindakan aparat Brimob yang berlaku sewenang-wenang terhadap demonstran kerusuhan Bawaslu 2019,” akunya dalam sebuah video yang beredar.
“Saya bergabung dengan FPI tahun 2019 wilayah DCP Serang Baru, Kabupaten Bekasi sebagai Wakadit Jihad,” jelasnya.
“Saya bergabung dengan Majelis Ratib Yasin Waratib diajak oleh Bambang alias Abi dikenalkan Habib Husein, saya mengajarkan cara membuat TATP tersebut kepada Habib Husein, Malik, Noval, Bang Heri, Bang Jun di rumah Habib Husein di garasi,” tambahnya.
Zulaimi Agus kemudian mengajarkan tahapan membuat bahan peledak di hadapan teman-temannya. Namun, dari sekian yang hadir, hanya Habib Husein yang kemudian menanyakan lebih lanjut soal bahan peledak tersebut.
“Tahapan yang saya ajarkan kepada mereka mencampurkan bahan acetone cair dan H2O cair dan HCl sekaligus hingga menyebabkan terjadinya letupan. Setelah hal itu terjadi membuat mereka yang ada di situ yang lagi belajar terlihat seperti kapok, karena ada letupan, jadi,” katanya.
“Setelah saya pulang ke rumah hanya Habib lah yang menelpon saya menanyakan bahannya kesalahannya ada di mana,” tambah Zulaimi.
“Pada Februari saya berangkat ke Sukabumi bersama grup jamaah Ratib Yasin Warotib tujuannya minta doa dan isi ilmu kebal, adapun jemaah yang diisi itu saya, Bang Jun, Habib, Malik, Bambang, Bang Jeri, dan Jati,” paparnya.
Namun rencana aksi Zualimi kandas setelah ia digrebek dan ditangkap Densus 88 Antiteror Polri bersama sejumlah terduga teroris.
Pasca-bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa tempat. Di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan sendiri ada 5 orang yang ditangkap terkait jaringan teroris tersebut.
Dalam Video yang beredar viral di media sosial, Sabtu (3/4/2021) , kelimanya mengaku sebagai simpatisan FPI. Beberapa di antaranya mengaku hendak meledakkan industri-industri China di Indonesia hingga SPBU. (tim)