Jakarta, EDITOR.ID,- Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjual isu demokratisasi dalam menyampaikan visi dan misinya dalam Debat pertama Pilpres 2024 yang digelar KPU di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Ganjar dalam paparannya juga menyindir adanya aksi aparat keamanan mengintimidasi sejumlah aktivis dan BEM Mahasiswa karena bersikap kritis.
Ganjar juga berjanji akan memberantas korupsi tanpa kata-kata. Ganjar mengawali paparan visi dan misinya dengan menceritakan perjalanan kampanyenya dari ujung barat di Aceh hingga ujung timur di Papua. Selama menemui masyarakat Ganjar mengaku banyak mendapat pesan dan masukan dalam kepemimpinan bangsa ini.
Dalam pidatonya, Ganjar turut memperkenalkan Mahfud MD yang menjadi cawapres pendampingnya. Ia menilai Mahfud telah berhasil menyikat korupsi selama di pemerintahan.
Pernyataan Lengkap Visi Misi Ganjar di Debat Pertama Capres 2024
Berikut pernyataan lengkap Ganjar di debat perdana Pilpres 2024:
Saya dan Pak Mahfud mulai perjalanan pada saat pembukaan kampanye dari ujung timur Indonesia dan Barat, dari Sabang sampai Merauke, hanya ingin mendengarkan dan ingin melihat secara langsung apa yang disampaikan oleh rakyat, apa yang dirasakan oleh rakyat, sehingga ketika kontestasi lima tahunan ini berlangsung harapan itu ada, dan masuk dalam pikiran seorang pemimpin, satunya pikiran, perkataan, dan perbuatan. Ini sesuatu yang sungguh penting.
Di Merauke, kami menemukan pendeta namanya Pak Leo. Dia harus menolong seorang ibu ingin melahirkan, karena tidak adanya fasilitas kesehatan, dan beliau belajar dari Youtube, sesuatu hak kesehatan yang tidak bisa didapat.
Maka kita sampaikan kepada pendeta Leo, kami akan bangunkan itu dan kami akan kerahkan seluruh Indonesia , bahwa satu desa, satu puskesmas atau posko dengan satu nakes yang ada.
Pak Mahfud juga menyampaikan kepada para guru yang ada di Aceh, di Sabang sana. Ada juga guru agama di sana kita ingin membangun Indonesia yang hebat dengan SDM yang unggul, tapi apakah kita sudah memperhatikan mereka?
Tentu kemajuan yang selama ini ada mesti kita lakukan jauh lebih cepat, lebih satset, dan perhatian itu mesti diberikan, dan itulah di sana kita memperhatikan nasib para guru termasuk guru agama. Insentif kepada mereka kita berikan agar mereka bisa mengajarkan budi pekerti yang luhur dengan moderasi agama yang ada.
Bapak Ibu cerita ini belum cukup, saya berjalan ke NTT, kami ketemu dengan masyarakat yang ada di sana. Pak Ganjar, kenapa kami anak muda tidak mudah mendapatkan akses pekerjaan padahal itu hak kami?