Dugaan tidak sempurnanya sistem casing lubang bor mengakibatkan bocornya tekanan yang selanjutnya memicu gas biogenik naik ke permukaan.
Apabila gas biogenik ini bercampur dengan gas petrogenik maka rembesan gas mempunyai tekanan yang relatif tinggi dan disertai dengan keluarnya lumpur.
Semburan gas methan yg mudah terbakar terjadi di Rest Area Tol Cipali, semburan ini keluar dan terjadi semburan api. Dan fenomena seperti itu terjadi juga di Ngawi di Tuban, Surabaya, Gresik, Madura dan lain-lain.
Semburan gas pada lokasi Rest Area KM 86B kemungkinan besar berasal dari gas biogenik Formasi Cisubuh berumur pleistocene — demikian keterangan resmi Badan Geologi yang diterima di Jakarta, Kamis, 27 April 2023.
Apa itu Gas Biogenik atau Methan (CH4) ?
Gas biogenik dikenal sebagai gas rawa atau gas dangkal yang terbentuk dari bakteri adalah Metanogenik pada lingkungan, sedangkan jenis lainnya Anaerobik, khususnya pada daerah – daerah yang tingkat sedimentasinya sangat tinggi.
Gas Biogenik merupakan energi terbarukan — banyak ditemukan di rawa-rawa di beberapa tempat.
Salah satu contoh di rawa di Desa Krendowahono, Jawa Tengah — ditemukan gas rawa dan sempat membuat geger warga setempat.
Bahkan di lokasi kejadian harus diberi garis polisi, karena airnya dapat dibakar.
Masyarakat panik, akhirnya di police line hingga diterjunkan tim riset yang menemukan ada kandungan gas Biogenik.
Pada umumnya, bila dilokasi diketemukan gas Biogenik, oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kemudian gas-nya dimanfaatkan dengan diadakan instalasi pendistribusian untuk dialirkan ke rumah-rumah pendidikan guna menunjang kesejahteraan masyarakat seperti untuk memasak dan lain sebagainya.
Caranya adalah dengan memberi bantuan berupa instalasi melalui Dinas ESDM Provinsi di Pemprov setempat juga dibantu relawan serta partisipan, dalam hal tersebut Provinsi Jawa Tengah.
Terbukti para ibu-ibu ataupun keluarga bisa memanfaatkan secara free atau gratis.
Bila ditemukan Gas Biogenik segerakan galang kekuatan atau sumberdaya yang ada, di masing-masing lokasi yang ada.
Bantuan-bantuan Pemprov maupun Kementerian ESDM dapat dimanfaatkan masyarakat secara gratis, untuk selanjutnya yang diperlukan oleh masyarakat adalah bagaimana merawatnya, salah satunya iuran perawatan saja.
Umpama desanya buat perdes sepakat saja, bumdes boleh juga (mengelola), tergantung kesepakatan masyarakat.
Intinya Pemkab maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) menjadi starter saja, semacam stimulan bantu teknologi dari kawan-kawan dari Dinas Kementrian ESDM yang turun langsung — pengembangannya memberikan pelatihan kepada masyarakat.