Cek Fakta: Pemicu Semburan Api di Rest Area Tol Cipali Methan (CH4) – Apakah itu Gas Biogenik?

Pemicu Semburan Api di Rest Area Tol Cipali Methan (CH4) - Apakah itu Gas Biogenik?

Gas Biogenik yang diketemukan di cekungan Nias, Sumatera Utara dari tanggal 20 Juni hingga 13 Juli 2018.

Biasanya apabila terindikasi ditemukan adanya gas Biogenik, terlebih dahulu diadakan survei oleh para peneliti, teknisi dan anak buah kapal yang berlayar diketuai oleh peneliti P3GL.

Survei melibatkan 15 peneliti dari P3GL, PPPTMGB “LEMIGAS” dan Pusat Survei Geologi.

Anggota tim lainnya terdiri dari 15 teknisi, 21 kru kapal dan seorang security officer.

Kegiatan survei melakukan metode seismik multi kanal, dilakukan untuk pengambilan data geomagnet, gaya berat dan data batimetri/SBP serta pengambilan contoh sedimen dasar laut.

Menganalisis data lapangan untuk mendukung data sekunder seperti data sumur pemboran dari Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM dan data lintasan geofisika terdahulu, yang nantinya digunakan untuk memperkuat penyediaan data dukung analisis serta potensi di lokasi.

Apabila menunjukan hasil yang signifikan, dapat diusulkan sebagai kandidat wilayah kerja migas di masa mendatang, diharapkan dapat menambah sumber daya gas di Indonesia, apabila penelitian potensi gas biogenik ini menunjukkan hasil yang signifikan.

Sebagai contoh ada tidaknya potensi gas biogenik di Cekungan Bali Utara. Survei pada waktu itu dilakukan tanggal, 26 April hingga 18 Mei 2017 — terungkap dari seismik 2D, yaitu gravity meter, geomagnete dan echosounder multibeam.

Peralatan yang mumpuni digunakan untuk menentukan model dan dimensi cekungan migas serta dapat menambah pemahaman tentang petroleum system yang merupakan konsep penting daIam bidang migas.

Dalam eksplorasi, gas Biogenik sebenarnya bukan menjadi target utama.

Kebanyakan ditemukan tidak sengaja saat pencarian target gas dan minyak konvensional di kedaIaman antara 500 – 1.000 meter.

Contoh lain diketemukan gas Biogenik di Lapangan Gas Kepodang, BIok Muria (Cekungan Pati), sekitar 70 kilometer (km) di utara Iepas pantai Rembang.

Lokasi berada di lapangan seluas wiIayah 2.778 km2 ini menghasilkan gas sebesar 354 MMSCFD.

Gas biogenik dari lapangan itu dialirkan melalui pipa sejauh 207 km untuk memenuhi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang.

Total kapasitas pembangkit Tambak Lorok sebesar 1.000 MW.

Sekitar 20% sampai 30% cadangan gas dunia adalah gas biogenik dan baru ditemukan sebanyak 4 triliun kaki kubik (triIIion cubic feet /TCF).

Temuan itu sebagian diproduksi di Indonesia. Potensi gas biogenik terdapat juga di beberapa sumur yang telah berproduksi di Cekungan Utara Jawa Timur.

Lokasi temuan lainnya berbatasan dengan Cekungan Bali di perairan Bali Utara. Sumur bor Terang-1 mengindikasikan potensi gas biogenik pada Formasi Mundu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: