EDITOR.ID. Indramayu – Perang urat syaraf selama masa kampanye Pilkada Indramayu begitu terasa. Empat pasangan cabup- cawabup saling menjual program dan “mengintip” kelemahan lawan. Sehingga menimbulkan anggapan mereka berada dalam zona berseberangan, menganggap satu sama lain adalah musuh.
Namun anggapan itu ternyata bisa gugur jika melihat sikap calon bupati nomor urut 1, Sholihin dan cabup nomor urut 3 Daniel Muttaqien Syafiuddin (DMS). Disela-sela padatnya sosialisasi atau kampanye, dirinya justru menyempatkan diri berkunjung ke rumah DMS.
Pemandangan tak biasa itu sontak menuai beragam komentar warga. Pasalnya foto Sholihin berkunjung ke rumah DMS telah tersebar luas di media sosial. Sebagian besar memuji sikap kenegarawanan Sholihin dan DMS. Walau ada juga yang memandang situasi itu hanya manuver politik.
Menanggapi ragam komentar, secara khusus kepada editor.id, Sholihin menyatakan bahwa yang dilakukan sebenarnya adalah ziarah ke makam orang tua DMS, almarhum Irianto MS Syafiuddin atau Yance (mantan bupati Indramayu dua periode 2000-2010). “Sudah menjadi kebiasaan saya. Setiap sosialisasi dimana pun akan saya sempatkan berziarah ke sesepuh auliya dan pemimpin Indramayu. Mereka sudah berdarma bakti untuk daerah,” tegas Sholihin.
Alasan lain, kata dia, para sesepuh auliya dan pemimpin pendahulu dijadikan sebagai penguatan komitmen dirinya jika terpilih sebagai bupati nantinya. “Saya ingin menjadi pemimpin untuk semua. Memperbaiki yang belum baik dan melanjutkan yang sudah baik. Pendeknya, ingin menciptakan iklim kepemimpinan yang baik dan berkah untuk umat,” tambah dia.
Menyinggung soal sosok almarhum Yance, ia berpendapat bahwa Yance bukan manusia yang sempurna. Menurutnya, selama Yance memimpin pasti ada kekurangan dan kekhilafan. “Pak Yance sosok baik, makanya saya datang berziarah. Sekaligus mendoakan beliau agar selalu ada di surganya Allah dan seluruh dosanya diampuni,” pungkas dia.
Reporter : Hendra Sumiarsa