“Saya menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada Bapak Laksamana Madya Doktor Bambang Irwanto yang telah berhasil menyelesaikan karya penulisan buku berjudul “Naval Diplomacy dan Peace Keeping Operation”. Menurut pendapat saya buku ini sangat monumental dan memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan Angkatan Laut Indonesia,” ujar Asri Hadi di Jakarta, Kamis (5/9/2024)
“Membaca buku ini saya menjadi memahami bagaimana peran diplomasi yang komprehensif, khususnya Angkatan Laut yang memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas regional dan global,” tutur pria yang juga pernah mengajar sebagai dosen tamu di SESKOAL ini.
Sementara sang penulis buku, Laksda Dr Bambang Irwanto menyatakan bahwa bukunya berjudul “Naval Diplomasi dan Peace Keeping Operation” membahas peran Angkatan Laut Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, khususnya melalui kehadirannya dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Berdasarkan permintaan PBB, Indonesia mengirimkan kekuatan tugas maritim yang terdiri dari satu kapal perang KRI dan satu helikopter untuk beroperasi di perairan Lebanon. Diplomasi melalui peace keeping Operations menunjukkan sikap politik Indonesia untuk berkontribusi terhadap perdamaian dunia.
Implementasi strategi diplomasi ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga mempertegas komitmen bangsa dalam mendukung terciptanya perdamaian dunia.
“Setiap pengalaman yang diungkapkan dalam buku ini merupakan refleksi dari tantangan nyata yang dihadapi di lapangan sekaligus pelajaran berharga yang dapat diambil oleh generasi penerus,” papar Laksda Dr Bambang Irwanto.
Keterlibatan kapal perang Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian ini relatif baru dan menjadi tonggak penting bagi diplomasi Angkatan Laut Indonesia. Keterlibatan negara dalam misi penjaga perdamaian PBB memberikan prestise bagi negara tersebut, yang tidak bisa diabaikan.
Peran dan keterlibatan suatu negara dalam PBB digunakan sebagai parameter kekuatan tawar-menawar dalam kebijakan luar negeri serta sarana untuk mendukung atau mencapai kepentingan nasionalnya. Seperti yang dinyatakan oleh Margenthou dalam “Politics Among Nations”, kebutuhan akan prestise politik di komunitas internasional penting untuk mencapai kepentingan nasional.
Keputusan pembentukan Satgas Maritim untuk UNIFIL menimbulkan dilema, antara kekurangan aset Angkatan Laut untuk menjaga perairan teritorial Indonesia dan kebutuhan untuk mendukung diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia di Lebanon.