“Proyek yang akan segera dilaksanakan adalah Tangguh CCUS/Enhanced Gas Recovery yang akan mengurangi 25 juta ton CO2 dan meningkatkan produksi gas hingga 300 BSCF pada tahun 2035. Proyek ini ditargetkan on stream pada tahun 2026. Kolaborasi internasional yang lebih kuat dan kemitraan multi-stakeholder di lingkup global sangat penting untuk memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, dan keamanan pengembangan CCS/CCUS,” ujarnya.
Yuzaini Md Yusof, President IPA dalam sambutannya, mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang cukup cepat bergerak dalam implementasi CCS/CCUS, termasuk mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM no 2/2023 tentang pengaturan CCS/CCUS di industri hulu migas.
Ke depan, beberapa hal yang harus disiapkan adalah kebijakan fiskal, tax credit serta kebijakan harga karbon serta kesiapan storage carbon.
“Meskipun proyek CCS/CCUS sudah mulai berkembang, masih banyak proyek yang berisiko tinggi dan membutuhkan dukungan regulasi lebih lanjut. Dengan keberhasilan proyek CCS/CCUS utamanya masih bergantung pada dukungan regulasi dan daya tarik secara komersial, tentu masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan,” jelas Yuzaini. (tim)