EDITOR.ID, Jakarta,- Sebagian besar masyarakat kita sudah mengalami ketagihan Facebook. Sehari tidak melihat media sosial ini serasa ketinggalan informasi. Karena jejaring sosial saat ini sudah menjadi salah satu gaya hidup manusia modern baik sekadar bersosialisasi maupun kepentingan bisnis.
Namun disamping itu, dampak negatif Facebook dan jejaring sosial akan mempengaruhi pada kesehatan mental maupun fisik. Postingan Facebook belakangan ini sudah mulai vulgar.
Banyak pemilik akun di FB yang belakangan memposting jasad orang meninggal, korban kecelakaan berdarah-darah hingga korban kekerasan. Dengan vulgar gambar-gambar tersebut diunggah oleh pemilik akun. Ini salah satu penyebab FB sudah mulai tidak membuat netizen nyaman mengunjungi aplikasi ini.
Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap dampak FB yang mengejutkan. Penelitian yang dilakukan University of Queensland merilis temuan, bahwa bagi anda yang mencoba berhenti menggunakan Facebook selama kurang dari seminggu maka akan bisa membantu Anda mengurangi rasa stres.
“Mengambil istirahat dari Facebook hanya selama lima hari bisa mengurangi tingkat hormon stres kortisol seseorang,” kata pemimpin tim peneliti, Dr. Eric Vanman dari sekolah psikologi universitas lansir laman Sheknows, Rabu (30/5/2018).
“Mengambil istirahat dari Facebook terbukti mengurangi tingkat hormon stres kortisol seseorang, tetapi peringkat orang-orang itu sendiri terhadap stres mereka tidak berubah, mungkin karena mereka tidak sadar bahwa stres mereka sudah turun,” jelas Vanman.
Tetapi sebelum Anda menghapus akun Anda, studi ini juga menemukan bahwa meskipun tingkat stres peserta meningkat, mereka melaporkan penurunan dalam kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Vanman menambahkan bahwa dia berpikir fenomena ini unik untuk Facebook dan kemungkinan benar untuk platform media sosial lainnya.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Social Psychology meneliti 138 peserta yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni satu yang berhenti menggunakan Facebook selama lima hari dan yang lain tetap seperti biasa.
Mereka semua menyediakan sampel air liur, yang digunakan untuk mengukur kadar kortisol.
Vanman mendapat ide untuk studi karena kecenderungannya sendiri untuk menjauh dari Facebook untuk jangka waktu tertentu.
“Ketika saya memberi tahu rekan-rekan tentang ‘liburan Facebook saya’, saya mendapati saya tidak sendirian,” kata Vanman.
Orang lain mengakui bahwa mereka mengambil istirahat serupa dari Facebook ketika mereka merasa terlalu stres tetapi kemudian terhubung kembali.
Ini adalah kasus untuk salah satu siswa Vanman, yang memiliki teman mengubah kata sandi Facebooknya sehingga dia akan tetap berada di luar situs, tetapi setelah dua bulan, memutuskan dia ingin kembali ke platform.
“Facebook telah menjadi alat sosial penting bagi jutaan pengguna dan itu jelas memberikan banyak manfaat,” kata Vanman.
“Namun, karena ia menyampaikan begitu banyak informasi sosial tentang jaringan besar orang, Facebook juga bisa membebani penggunanya,” jelas Vanman.
“Tampaknya orang-orang beristirahat karena mereka terlalu stres, tetapi kembali ke Facebook setiap kali mereka merasa tidak bahagia karena mereka telah terputus dari teman-teman mereka. Kemudian menjadi stres lagi setelah beberapa saat, jadi mereka beristirahat lagi. Dan seterusnya,” pungkas Vanman.
Jadi, apa artinya ini bagi Anda dan akun Facebook Anda? Sungguh, itu terserah Anda.
Either way, ingatlah untuk menjaga kesehatan mental Anda dan mengenali ketika Anda membutuhkan istirahat dari apa pun termasuk media sosial. (tim)