EDITOR.ID, Surabaya,- Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM Unair) menyatakan rasa keprihatinan yang mendalam dan menyayangkan masih adanya pemikiran sempit sebagian masyarakat dengan mengkaitkan agama dalam berbangsa dan bernegara.
Hal ini disampaikan Risyad selaku Wakil Presiden BEM Unair menyikapi berhembusnya kabar Pemuda Madura Peduli Islam yang akan melakukan aksi penolakan terhadap kehadiran Irjen Nico Afinta sebagai Kapolda Jatim. Alasan Pemuda Madura itu berbau SARA hanya karena Kapolda Jatim saat ini beragama non muslim.
Menanggapi adanya rencana Pemuda Madura Peduli Islam yang akan menggelar aksi demo menolak Irjen Pol Nico Afinta karena berlatar belakang non muslim, sangat disayangkan.
Wakil Ketua BEM Unair Risyad sangat menyayangkan tuntutan tersebut karena dinilai kontraprodiktif dan bisa mengancam keutuhan bangsa.
“Namun jika disebutkan bahwa tuntutan aksi adalah penolakan terhadap Irjen Nico Afinta yang diangkat sebagai Kapolda Jatim karena non-muslim, menurut saya ini merupakan gerakan kontraproduktif yang justru akan mengancam keutuhan bangsa Indonesiaâ€, tegasnya.
Menurut Risyad bahwa dengan tuntutan itu justru bisa merusak keharmonisan diantara warga Jawa Timur. Apalagi Kapolda Jawa Timur saat ini Irjen Pol Nico Afinta adalah asli arek Suroboyo.
“Saya mencermati pengangkatan Kapolda tersebut adalah berdasarkan rekam jejak bagaimana prestasi beliau di karir kepolisian dan kita harus melihat kinerjanya kedepan, itu yang penting,” tambahnya.
Risyad memahami jika berserikat dan berpendapat adalah hak dari setiap orang ataupun kelompok.
“Terkait surat yang ramai itu ya, menurut saya tiap orang atau kelompok berhak untuk berserikat dan menyatakan pendapatâ€, ujarnya pada Minggu (20/12/2020).
Membaca dari beberapa sumber berita, rencana aksi ini dikatakan karena ada kekhawatiran nantinya akan menyebabkan tidak harmonisnya masyarakat Jatim.
Nah justru itu, jika ingin masyarakat Jatim tetap harmonis, maka seharusnya kawan-kawan Pemuda Madura peduli Islam tidak mengangkat isu SARA.
“Dan yang terakhir saya menambahkan, jika peduli dengan Islam, maka buatlah citra Islam semakin baik dan dapat diterima di masyarakat luas, bukan secara tidak sadar menjadi bagian dari penciptaan perpecahan dan Islamophobia.†pungkasnya. (Tim)