EDITOR.ID ? Surabaya, Menteri Sosial dan Politik BEM Unair Rakha Maulana menyampaikan jika BEM Unair terus berkomitmen mengawal penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam diskusi kolaborasi BEM UI dan Unair, “Strategi Pemerintah Indonesia di Tengah Meredanya Kasus Covid-19 serta Mobilitas Masyarakat yang Semakin Tinggi”, Sabtu (23/10).
Di tengah menurunnya kasus Covid-19, menurutnya, tidak berarti penanganan Covid-19 di Indonesia tidak terdapat permasalahan.
Rakha, begitu ia disapa, menyoroti kasus Rachel Venya yang kabur dari karantina beberapa waktu lalu.
Menurutnya, masyarakat menyadari bahwa hukum bisa dibeli. Ironisnya hal ini terjadi dalam penanganan covid-19 tatkala Rachel Venya bisa keluar dari karantina sebelum menyelesaikannya.
“BEM Unair siap melakukan pengawalan dan menjadi mitra konstruktif kepada berbagai pihak yang bertugas dalam penangganan Covid-19 di Indonesia”, tegas Rakha.
Siti Nadia Tarmizi Jubir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menjadi pembicara dalam acara itu mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan di tengah ancaman gelombang ketiga Covid-19.
Hadir pula sebagai pembicara Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono dan Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia Erlina Burhan.
Nadia mengingatkan bahwa untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, masyarakat tetap harus menjalankan 5M meskipun kasus Covid-19 tengah menurun.
Menurutnya, tingginya mobilitas masyarakat karena libur akhir tahun serta adanya varian baru diprediksi menjadi faktor utama gelombang ketiga Covid-19.
Oleh karenanya Nadia menjelaskan jika pihaknya terus berkoordinasi aktif dengan stakeholder terkait untuk mengantisipasi gelombang ketiga itu, utamanya dengan menggencarkan vaksinasi dan 3T.
“Masyarakat jangan terlena dengan menurunnya kasus covid saat ini, harus tetap menjaga protokol kesehatan, pemerintah juga melakukan berbagai antisipasi agar (gelombang ketiga covid-19) tidak terjadi”, jelas Nadia.