Bela Jokowi Ulama Tuan Guru Bajang: Istilah Muazin Juga Dipakai Salat Id

tuan guru bajang muhammad zainul majdi

EDITOR.ID, Jakarta,- Pendakwah dan ulama besar, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menanggapi polemik postingan Presiden Jokowi yang menyebut istilah Muazin saat melaksanakan Salat Id di Istana Kepresidenan Bogor beberapa hari lalu. Tuan Guru Bajang pun membela Jokowi bahwa istilah Muazin itu ada dalam kitab Imam Nawawi RA.

TGB lewat unggahan di Instagram pribadinya, Kamis 22 Juli 2021, awalnya mengungkapkan bahwa banyak pihak yang menanyakan kepada dirinya soal istilah muazin yang dilontarkan Presiden Jokowi lewat media sosial saat salat Id tersebut.

?Banyak komen terkait kata ?Muazin? dalam postingan Pak Jokowi di Twitter. Tidak sedikit yang membully dan menertawakan. Alasannya, tidak ada azan dalam shalat Id sehingga tidak perlu muazin,? tulis Tuan Guru Bajang.

Ia pun menjelaskan, karena hal itu terkait masalah fikih maka dirinya mengutip sebuah riwayat dari Imam Nawawi RA dalam kitab fikih syafi?i.

?Karena ini masalah fikih, saya kutipkan saja tulisan Imam Nawawi RA dalam Al-Majmu, salah satu kitab babon dalam fikih Syafii,? tuturnya.

TGB kemudian mengutip isi riwayat yang menjelaskan soal perintah imam ke muazin untuk menyerukan salat Id tersebut.

?Imam Syafii dan Ashab (para tokoh utama Mazhab Syafii) mensunnahkan ucapan : Ash-shalatu jamiah (saat shalat id), berdasarkan qiyas dengan shalat gerhana. ?Aku suka apabila Imam memerintahkan Muazin untuk menyerukan di shalat Id dan shalat lain yang dilaksanakan secara berkumpul, ?Ash-Shalatu jamiah?,? terangnya.

Oleh karena itu, TGB menegaskan bahwa kata muazin juga dipakai dalam salat Id. Akan tetapi, istilah itu diserukan bukan untuk azan seperti salat lima waktu.

?Jadi istilah Muazin juga dipakai dalam shalat Id, hanya saja yang diserukan bukan azan yang biasa namun ucapan ?Ash-Shalatu jamiah?. Dan inilah yang diamalkan selama ini,? tegasnya.

Dalam unggahannya terkait istilah Muazin dari Jokowi tersebut, TGB juga meminta kepada masyarakat untuk senantiasa menjalankan agama dengan kejernihan dan kerendahan hati.

?Pesan saya untuk diri saya dan kita semua, mari beragama dengan kejernihan dan kerendahan hati, jauhkan diri dari sifat gampang menyalahkan apalagi menghina orang lain. Siapapun itu. Apalagi kalau kita sendiri ternyata masih fakir ilmu,? ujarnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: