EDITOR.ID, Jakarta,- Badan Siber Sandi Negara (BSSN) menggandeng komunitas dan asosiasi swasta sebagai mitra dalam upaya menangani dan fokus dengan kajian keamanan siber. Pertemuan itu dalam rangka membangun sinergitas dengan pemerintah khususnya di bidang keamanan siber nasional.
Hadir dalam pertemuan tersebut lebih dari 40 asosiasi. Diantaranya Kongres Advokat Indonesia (KAI), Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI), Indonesian Cyber Security Forum(ICSF). Pertemuan diberi nama Cyber Security Multi Stakeholder Meet Up dan digelar di Ruang Auditorium kantor BSSN.
Kepala BSSN Djoko Setiadi menyampaikan, pertemuan dengan para mitra dari kalangan asosiasi dilakukan secara rutin untuk membahas keamanan siber nasional baik sektor pemerintah, sektor infrastruktur informasi kritikal nasional maupun sektor ekonomi digital.
“Praktisi dan akademisi di bidang cyberscurity sebagai bagian dari kekuatan siber Indonesia, untuk bernaung, menjalin sinergisitas, dan berkolaborasi sehingga tersusun pola hubungan yang harmonis,” kata Djoko dalam sambutannya di Jakarta Selatan, Senin (24/9/2018).
Menurut Djoko, siber merupakan ancaman baru yang berpotensi menyerang keamanan informasi dan transaksi elektronik baik pada skala nasional, regional maupun global yang meliputi teknologi informasi, informasi, transaksi elektronik, sistem elektronik, penyelenggara sistem elektronik dan jaringan sistem elektronik.
Dampaknya, kata Djoko, serangan siber itu berpengaruh pada terganggunya layanan publik, kerugian ekonomi, hingga hilangnya karakter dan jati diri bangsa, sebagai dampak pergeseran dinamika masyarakat dalam ranah siber di era teknologi informasi dan komunikasi.
Masalah tersebut perlu diantisipasi negara, utamanya oleh BSSN beserta para komunitas maupun asosiasi yang konsen dalam kajian keamanan siber.
“Pola tindak yang efektif dan efisien terkait proses identifikasi, deteksi, hingga penanggulangan dan pemulihan serta penataan dan pengendalian jika terjadi insiden siber dan pada akhirnya terbangun sistem keamanan siber nasional yang kuat dan andal,” kata Djoko.
President Kongres Advokat Indonesia (KAI) Tjoetjoe S Hernanto mengapresiasi pertemuan yang diinisiasi BSSN dan rencana lembaga ini bersinergi dengan komunitas dan asosiasi swasta sebagai upaya menghadapi perubahan revolusi digital.
“Kita sangat mendukung dan siap membantu BSSN untuk memberikan masukan terkait perkembangan digital dari berbagai aspek. Kebetulan kami dari KAI adalah organisasi advokat namun kami juga telah melakukan kajian dan analisa terkait perkembangan digital dari sisi payung regulasi,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) SS Budi Rahardjo mengatakan, media menjadi ujung tombak dalam menjelaskan kepada masyarakat tentang kemajuan dan perubahan perilaku kehidupan akibat revolusi digital. Termasuk sistem keamanan digital atau Cyber Security.
“Oleh karena itu adanya sinergi antara kami dari asosiasi Media Digital dengan BSSN harus segera diwujudkan dalam bentuk diskusi mendalam lanjutan yang lebih intensif dan massif terkait pembahasan isu-isu aktual tentang keamanan siber agar bisa diperoleh pemetaan mengenai ancaman siber bagi negara,” kata Budi yang juga Pemred Majalah Eksekutif dan Majalah Matra. (tim)