Al-Qurthubi dalam tafsirnya mencatat, “Hukum larangan mencaci agama lain adalah hukum pasti dan tidak bisa diubah dengan alasan apapun, selama dikhawatirkan kaum non-Muslim mencaci agama Islam maka selama itulah umat Islam tidak diperbolehkan mencaci agama lain baik itu mencaci salib mereka ataupun mencaci gereja mereka, serta umat Islam tidak boleh melakukan hal-hal yang menjurus terhadap penghinaan terhadap agama Islam karena hal tersebut terhitung melakukan hal yang berpotensi buruk”.
Larangan mencaci agama lain dalam ayat ini ditutup dengan rangkaian
“Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-An’am: 108).
Sebagai sebuah peringatan agar umat Islam memasrahkan urusan non-Muslim kepada Allah. Karena hanya Allah lah yang berhak memberikan hidayah kepada makhluknya. Sedangkan, dakwah para Dai hanyalah sebagai lantaran dalam masuknya hidayah ke dalam hati umat.
وَلَا تÙجَادÙÙ„Ùوْٓا اَهْلَ الْكÙتٰب٠اÙلَّا بÙالَّتÙيْ Ù‡ÙÙŠÙŽ اَØْسَنÙÛ– اÙلَّا الَّذÙيْنَ ظَلَمÙوْا Ù…ÙنْهÙمْ ÙˆÙŽÙ‚ÙوْلÙوْٓا اٰمَنَّا بÙالَّذÙيْٓ اÙنْزÙÙ„ÙŽ اÙلَيْنَا وَاÙنْزÙÙ„ÙŽ اÙلَيْكÙمْ وَاÙلٰهÙنَا وَاÙلٰهÙÙƒÙمْ وَاØÙدٌ وَّنَØْن٠لَهٗ Ù…ÙسْلÙÙ…Ùوْنَ
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah, â€Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri†(QS Al-Ankabut: 46).
Ayat ini menjadi sebuah peringatan bahwa dalam berdebat dengan pengikut agama samawi lainnya (Nashrani dan Yahudi), Al-Qur’an pun tetap mengajarkan agar umat Islam memakai kata-kata yang baik dan terpuji.
Bahkan dalam akhir ayat ini, Al-Qur’an mengajak umat Islam untuk beriman dengan kitab suci yang diturunkan Allah kepada leluhur mereka terdahulu serta meyakini tuhan umat Islam dan tuhan agama samawi lainnya adalah tuhan yang satu.
اÙدْع٠اÙلٰى سَبÙيْل٠رَبّÙÙƒÙŽ بÙالْØÙكْمَة٠وَالْمَوْعÙظَة٠الْØَسَنَة٠وَجَادÙلْهÙمْ بÙالَّتÙيْ Ù‡ÙÙŠÙŽ اَØْسَنÙÛ— اÙنَّ رَبَّكَ Ù‡ÙÙˆÙŽ اَعْلَم٠بÙمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبÙيْلÙهٖ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ اَعْلَم٠بÙالْمÙهْتَدÙيْنَ