EDITIR ID,Semarang,? Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi dan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara diusir massa yang menggelar Aksi Kamisan di Semarang, Jawa Tengah.
Aksi Kamisan Semarang di gelar di Taman Signature, depan Paragon Pemuda Semarang. Aksi dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Sekitar pukul 11.00 WIB Moeldoko, Hendrar Prihadi, Komnas HAM dikawal oleh aparat Kepolisian mendatangi massa aksi.
Aksi tersebut mengkritisi penyelenggaraan Festival HAM 2021, yang digelar di Semarang dan dianggap memberikan panggung bagi para pelanggar HAM.
Mereka berusaha untuk mencuri panggung, meminta mic dan berbicara. Melihat hal itu, ketika Moeldoko memegang mic dan bicara, massa aksi langsung menolak dan menyuruh mereka segera pergi.
Sebelum meninggalkan lokasi, Moeldoko berbicara singkat di depan massa. Moeldoko menyebut Festival HAM yang diselenggarakan di Semarang merupakan penghormatan kepada HAM. Pemerintah memastikan hak berbicara terpenuhi.
?Ini merupakan penghormatan kepada HAM, memastikan hak berbicara terpenuhi. Kita hormati dan kita dengar aspirasinya. Pemerintah tidak antikritik,? ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis(18/11).
Moeldoko juga menyampaikan pada pengunjuk rasa bahwa tidak mudah menyelesaikan persoalan yang ada.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsari yang turut bersama Moeldoko menemui massa menjelaskan pemerintah mendukung Komnas HAM untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM.
?Pak Moeldoko ada di sini jadi bukti pemerintah mendukung Komnas HAM untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM. Kami terus mendorong dan mengajak berbagai elemen untuk berkolaborasi bersama mencari solusi terbaik bagi bangsa,? tutur Beka Ulung Hapsara.
Beberapa alasan massa aksi menyuruh mereka pergi di antaranya aksi Kamisan Semarang adalah panggung rakyat, bukan tempat Oligarki bicara. Moeldoko, Hendrar Prihadi dan Komnas HAM sudah jelas tau seluruh rangkaian pelanggaran hak hak warga, lebih baik mereka segera mengerjakan tanggung jawabnya untuk melindungi dan memenuhi hak warga.
Moeldoko, Hendrar Prihadi sudah disiapkan panggung yang nyaman dibayar pake uang rakyat dalam festival HAM, kenapa masih juga mau mengambil panggung rakyat.
Massa aksi Kamisan Semarang melakukan aksi berdasar pada cerita rakyat dalam dua hari festival rakyat 16-17 November yang menyatakan sikap dengan jelas, gerakan rakyat berhenti kooperatif terhadap Rezim Kapitalisme Oligarki. Termasuk memberi panggung kepada para Oligarki.
Oleh karena itu, Aksi Kamisan Semarang menuntut kepada pemerintah untuk segera berhenti melakukan perampasan ruang hidup warga, merusak lingkungan hidup warga, memeras keringat buruh untuk membuat yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.(tim)