EDITOR.ID, Jakarta,- Tokoh ulama yang juga Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii mengingatkan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal mafia minyak dan gas bumi (migas).
Syafii mengatakan mafia sudah mengakar dalam usaha migas di Indonesia. Dia berharap Ahok bisa memberi perhatian dan bertindak lebih tegas dengan jabatan barunya itu.
“Karena saya dianggap dekat dengan Ahok, maka saya diminta komunikasi. Mafia migas itu sebenarnya sudah negara dalam negara, sudah puluhan tahun. Jokowi, sekarang presiden kita, mengatakan kerugian negara sampai Rp1 triliun per bulan,” kata Syafii dalam jumpa pers Maarif Award 2020 di Kantor Maarif Institute, Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Dia mengapresiasi langkah Jokowi menindak mafia migas di Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral. Namun menurut Syafii, masalah mafia migas tak berhenti di situ.
Selain ke Ahok, Syafii juga ingin mengingatkan Jokowi soal mafia migas tersebut. Tokoh agama asal Aceh itu bilang saat ini bukan hanya pihak asing yang harus diwaspadai dalam urusan mafia migas, tetapi juga ‘orang dalam’.
“Yang terlibat itu bukan hanya asing, tapi juga anak-anak bangsa yang bermental asing. Itu luar biasa itu,” ucap dia.
Syafii percaya manusia pada dasarnya diciptakan untuk membedakan baik dan buruk. Namun saat ini, khususnya dalam urusan mafia migas, manusia Indonesia mengaburkan kebenaran.
“Ini suatu keterputusan fitrah bayi itu. Tidak bisa lagi membedakan mana yang pantas, mana yang prestasi, mana yang korupsi,” tuturnya sebagaimana dilansir dari jpnn.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Meski mendapat pertentangan dari sejumlah pihak, namun Ahok tetap resmi bertugas di perusahaan plat merah tersebut. Dia resmi bekerja usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina pada Senin (24/11).
Ahok sendiri sebelum ditunjuk jadi Komisaris Utama sempat diisukan menjabat Direktur Utama Pertamina karena rekam jejaknya yang dianggap garang saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. (tim)