“Pak Ahok sendiri sudah memulai kinerjanya di Pertamina dengan transparansi itu perlu kita apresiasi. Dan beliau punya rekam jejak di pemerintahan maupun di dunia usaha sebelumnya. Mudah-mudahan ini bisa membawa Pertamina jadi korporasi yang kita banggakan. Karena ini korporasi terbesar yang dimiliki Indonesia,” kata Sandiaga di Rumah Siap Kerja (RSK) Jalan Wijaya I no 26 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2020).
Sandiaga meminta agar Ahok diberikan waktu untuk bekerja. Dia juga mengajak untuk mendukung Ahok.
“Jadi mari kita beri kesempatan beliau bekerja, kita beri support. kita juga harapkan kedaulatan energi Indonesia baik energi hydrocarbon maupun energi baru terbarukan bisa tercapai di 5 tahun ke depan,” tuturnya.
Sandiaga menegaskan soal hukum merupakan ranah aparat. Dia juga berharap masukan ditempatkan secara proporsional.
Dukungan juga datang dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick mengatakan sah-sah saja mereka mengatakan itu karena sebagai negara demokrasi jika ada sebagian kelompok yang mengemukakan pendapatan ataupun menyatakan ketidakpuasan adalah hal yang normal.
“Saya tidak mau dikotomi komisaris ataupun direksi. Keduanya, baik direksi dan komisaris (Pertamina) sudah berjalan baik beberapa bulan ini,” kata Erick, Sabtu (22/02/2020).
Meski demikian Kementerian BUMN menurut Erick akan terus memantau KPI yang sudah ditetapkan untuk Pertamina. Dengan begitu komisaris dan direksi BUMN tidak perlu bergonta ganti dan bisa menyelesaikan masa jabatannya. Direksi BUMN bakal diganti jika tidak memenuhi KPI.
“Saya mau direksi yang diangkat saat ini bisa menjabat sampai selesai. Jangan direksi ini ditakut-takutin gonta ganti posisi nanti satu tahun dilepas,” kata Erick.
Gonta-ganti direksi menurutnya tidak baik untuk iklim kinerja BUMN, pasalnya dalam membangun bisnis dibutuhkan keberlanjutan. Meski dia mengharapkan agar direksi BUMN tidak sering berganti, KPI harus tetap dipenuhi. (tim)