EDITOR.ID, Jakarta,- Beredar kabar santer Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan dipercaya Meneg BUMN Erick Thohir menjadi nahkoda PT Pertamina. BUMN migas terbesar di Indonesia. Meski baru sekadar isu, namun kabar tersebut konon sudah direspon sikap panik sejumlah petinggi dan pegawai Pertamina yang selama ini sudah duduk enak di zona nyaman.
“Pegawai Pertamina yang tidak setuju jika benar pak Ahok memimpin disini, mereka adalah hanya beberapa pegawai yang selama ini sudah menikmati jabatan dan posisi aman di Pertamina, mereka khawatir masuknya Ahok akan mengubah posisi dan jabatan orang-orang ini, makanya pada panik,” tutur salah seorang pegawai Pertamina yang minta namanya dirahasiakan.
Pegawai ini termasuk yang setuju dan mendukung jika Ahok memimpin Pertamina. “Jadi Serikat Pekerja itu janganlah mengatasnamakan semua pegawai pasti menolak pak Ahok, jangan mengklaim begitulah. Karena kami tidak sependapat dengan mereka, kami justru ingin pak Ahok masuk kesini membersihkan Pertamina dengan orang-orang yang kapabel,” katanya.
Kalau kemudian muncul aksi penolakan melalui cara-cara demo, menurut sumber EDITOR.ID ini justru menunjukkan bahwa pegawai Pertamina tidak bisa bersikap profesional.
“Seharusnya kalau kita bekerja profesional, mengabdi pada bangsa siapapun yang memimpin Pertamina seharusnya tidak ada masalah, saya yakin pak Menteri juga bukan orang bodoh, beliau sudah pasti sangat teliti dan cermat jika benar menempatka pak Ahok di Pertamina, pasti ada target dan beban kerja yang ingin dicapai,” katanya.
Sebelumnya Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) memasang spanduk-spanduk yang menyatakan penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero)‎.
Aksi penolakan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu ini ditanggapi tokoh dan politisi Mohamad Guntur Romli.
Menurut Guntur, oknum yang menolak dan mengatasnamakan FSPPB itu terjadi, karena tokoh-tokoh Serikat Pekerja Pertamina terpapar virus radikalisme.
“Tokoh FSPPB yang menolak Ahok diduga terpapar virus radikalisme,” ujar intelektual muda NU itu.
Guntur Romli mensinyalir Ketua FSPPB Arie Gumilar aktif di Gerakan 212 dan aktif menyebarkan isu SARA dalam gerakan politik. “Saat ini, viral di medsos mengenai keterlibatan Arie Gumilar bersama tokoh-tokoh yang lain,” kata pria kelahiran Asembagus, Situbondo, 17 Maret 1978 ini.
Sedangkan soal cacat persyaratan materiil Ahok seperti yang disebutkan oleh FSPPB, menurut Guntur Romli, hanyalah dalih yang dibuat-buat untuk menjegal Ahok yang dikenal sebagai tokoh antikorupsi.