Mengungkap Rahasia Jokowi (4)
EDITOR.ID, Jakarta,- Kembali, sejarah baru tercipta dalam catatan perjalanan hidup Joko Widodo.
Bahkan sejarah baru tak berhenti di situ. Jokowi maju sebagai calon presiden, dan dicatat sejarah sebagai orang sipil pertama yang memenangkan pemilihan langsung di Indonesia.
Kariernya melesat bak meteor. Dimulai dari walikota, kemudian gubernur, setelah itu presiden.
Dalam semua kerja-kerja politik itu, Anggit selalu terlibat. Sosok yang dalam semboyan milik Pasukan Pengaman Presiden “SETIA WASPADA” tampak melekat dalam diri Anggit.
Ia sosok yang sangat setia.
Ia tidak silau jabatan bahkan menolak diberi jabatan oleh Jokowi dengan dalih ia bisa memantau dari luar dan senantiasa Waspada. Anggit juga sosok setia. Mendampingi Jokowi dalam kondisi apapun.
Bersama beberapa orang, Anggit membentuk tim yang dinamakan alap-alap.
Tim ini bertugas untuk menentukan ke mana saja Jokowi hendak melakukan blusukan.
Tim ini mengolah semua informasi dan merekomendasikan apa saja keputusan yang sebaiknya dipilih Jokowi.
Dalam Majalah Tempo, edisi 21-27 Januari 2012, tim alap-alap ini dinamakan “All Jokowi’s Men.â€
Tempo mencatat, tim itu menggodok semua isu, menyediakan data, dan memperkirakan dampaknya.
Konon jumlah tim ini mencapai antara 25 hingga 40 orang. Mereka bekerja dalam senyap dan terus melakukan monitoring dan merumuskan strategi dan langkah Jokowi menghadapi setiap permasalahan.
Dalam tim ini, tak ada satu pun orang partai.
Semuanya adalah orang dekat Jokowi yang dibawa dari Solo.
Peran Anggit tidak saja sebagai pengolah semua informasi. Dia juga menjadi orang kepercayaan Jokowi yang mengurusi segala hal.
Bahkan Anggit mengatur perabot di rumah jabatan Jokowi. Bahkan tempat tidur didatangkan khusus dari Solo, yang pernah dibuat sendiri oleh Jokowi.
“Bapak merasa nyaman dengan tempat tidur ini,†kata Anggit.
Dalam buku Menuju Cahaya, Jokowi bercerita suasana saat dirinya terpilih sebagai presiden. Dia memanggil Anggit dan memintanya secara khusus untuk tetap mendampinginya.
Anggit diberi jabatan resmi sebagai Sekretaris Presiden yang menentukan semua jadwal serta kunjungan Jokowi ke mana pun.
“Dia telah mendampingi saya selama kampanye dan memimpin Solo, serta Jakarta. Dia tak pernah mau mendapatkan jabatan khusus, padahal pemikirannya sangat berarti. Setelah jadi presiden, saya tidak menginginkan hubungan tidak resmi. Saya memanggilnya secara khusus dan memintanya untuk memangku jabatan resmi,†kata Jokowi.
Tentunya, ada banyak pihak yang mendampingi dan berkontribusi pada kemenangan Jokowi.