EDITOR.ID, Ponorogo,- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meresmikan secara langsung Gedung Ma’had Masada yang bertempat di MTsN 2 Ponorogo, Kab. Ponorogo, Selasa (15/2/2022).
Gedung ini sendiri merupakan asrama terpadu yang dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2021 dengan dana sekitar Rp 4 miliar. Peresmian tersebut dilakukan dengan pemotongan pita yang kemudian dilanjutkan dengan peninjauan tempat.
Nantinya, Ma’had Masada tersebut akan digunakan untuk pendidikan holistik yang digalakkan oleh MTsN 2 Ponorogo. Di mana, setiap minggunya, akan ada 100 murid yang mondok dan mempelajari tahfidzul Qur’an, kitab kuning, serta murottal.
Dalam kesempatan tersebut, Emil mengatakan bahwa pendekatan holistik yang ada memberikan character building. Di era disrupsi sekarang ini, hal tersebut penting untuk mencetak generasi tahan banting yang akrab dengan perubahan.
“Sistem seperti ini memberikan pengalaman berasrama yang sangat berharga untuk anak-anak. Pendekatan holistik seperti ini memberikan character building yang membentuk anak-anak untuk toleran, mandiri, juga membaur dengan mereka yang backgroundnya berbeda,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut Emil, inovasi yang dilakukan oleh MTsN 2 Ponorogo sangat ia hargai. Terlebih, kebanyakan orang tua sudah mulai banyak yang mempertimbangkan memasukkan anak-anaknya ke madrasah berbasis agama.
“Seperti yang kita lihat di sini, pembelajaran di madrasah hampir sama dengan pembelajaran di pondok pesantren. Bukan karena ingin menyaingi pondok, tapi kita semua memang harus berjalan berseiring untuk membangun karakter masyarakat agamis yang berpendidikan,” tuturnya.
Selain inovasi kepondokan yang diterapkan di MTsN 2 Ponorogo, Emil juga memuji bagaimana madrasah ini menjalin kerjasama untuk implementasi kurikulum Internasional seperti dengan Universitas Cambridge.
“Standar sekolah dan perguruan tinggi yang bonafid seperti ini tentu membawa dampak positif untuk kita. Tentu kita bukannya mengakui bahwa pendidikan sana lebih superior, tapi ini bentuk kerjasama untuk mendapatkan perspektif global yang lebih luas,” jelasnya.
Menurut mantan Bupati Trenggalek itu, inovasi-inovasi seperti ini bisa menjadi salah satu solusi untuk permasalahan yang dihadapi anak-anak muda. Yang mana, 14% lulusan sarjana baik luar maupun dalam negeri masih menjadi pengangguran.
“Anak-anak muda hari ini banyak yang galau karena tidak tahu setelah lulus mau ke mana. Kalau mereka diberi bekal di Ma’had dengan implementasi kurikulum seperti Cambridge, saya pikir ini akan membawa perubahan,” ucapnya.
“Pasti berbeda. Mereka yang punya pengalaman berasrama dengan segala dinamika dan kemandiriannya akan sangat kontras dengan yang tidak punya itu. Pengalaman seperti ini yang akan menyiapkan mereka untuk dunia luar, baik untuk dunia pekerjaan maupun wirausaha,” lanjutnya.
Di akhir, Emil berpesan kepada para guru untuk senantiasa belajar. Sebab, ilmu dengan titel setinggi apapun akan cepat usang tanpa upgrade terus-menerus.
“Sekarang ini, guru bukanlah orang yang lebih pintar dari murid. Yang membedakan kita adalah jam terbang dan jiwa membimbing. Guru yang baik adalah mereka yang memfasilitasi pelajaran yang aktif. Makanya, saya harap para guru bisa terus upgrade agar MTsN 2 Ponorogo ini dapat terus mencetak banyak alumni hebat seperti Wakil Bupati Trenggalek, Mas Syah Muhammad Natanegara,” pesannya. (Tim)