Mimpi dan perjuangannya untuk membangun Rumah Bersama (perusahaan media televisi) yang bisa menjadi tempat para karyawannya mencari rejeki, akhirnya kandas.
Permohonan ijin stasiun televisi lokalnya kalah kuat dengan modal konglomerat. Oleh karena perjuangannya terpental. Semua mimpinya membangun jaringan televisi lokal kandas. Dari beberapa permohonan ijin yang dia perjuangkan hanya satu yang direstui pemerintah yakni ijin televisi lokal di Purwokerto.
Ia pun mundur dari jabatan CEO dari sebuah televisi lokal di Bekasi yang sedang ingin mengembangkan jaringan di daerah lainnya itu.
Lepas dari impiannya membangun TV lokal kandas, Edi Winarto bersekolah lagi mendalami dunia advokat dengan mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 2013. Ia pun mengikuti dua kali ujian Advokat Nasional dan akhirnya lulus dan dilantik sebagai Advokat oleh Pengadilan Tinggi Banten dan menjadi anggota Peradi.
Edi Winarto mulai menjalani profesi barunya sebagai advokat. Beberapa kasus mengenai kasus sengketa pertanahan dan sengketa bisnis ditanganinya. Ia bekerja di Kantor Pengacara Joko Sriwidodo and partner Law Firm. Kemudian ia pindah bergabung di kantor Law Firm Urban and co.
Namun Edi Winarto rupanya tidak mampu meninggalkan jiwa dan profesi wartawan yang sudah ditekuninya selama puluhan tahun. Kerinduan di dunia media membuat ia kembali melirik masa lalunya itu.
Mulailah ia membangun portal berita EDITOR.ID. Namun, portal berita tersebut belum mampu memberikan pemasukan yang berarti. Di saat itulah ujian datang. Ia mengalami kesulitan dalam ekonomi karena uang simpanannya terlalu boros ia hamburkan untuk berinvestasi di bidang media.
Ia harus menjalani kehidupan nyata. Saat terjepit itulah keuletan dan mental survival Edi Winarto muncul. Ia menjalani profesi sebagai pengemudi ojek online.
Edi Winarto mengaku banyak mendapatkan hikmah kehidupan ketika menjalani profesi sebagai pengemudi ojek online. Ia merasakan betul hidup yang sesungguhnya menyelami masyarakat, melayani masyarakat dengan tulus dan yang terpenting membuang ego dan bayang-bayang masa lalunya.
Sebagai orang yang dibesarkan melalui perjuangan hidup, dengan ujian menjadi orang biasa, Edi Winarto sangat paham betul dan bahkan ikut menyelami bagaimana kesulitan hidup yang dialami rakyat.
“Saya berasal dari orang bawah, orang biasa maka saya memahami perasaan warga ketika mereka mengalami kesulitan hidup, dan itu konsen saya,” katanya. (Bersambung)
FB : @ediwinartopsi