EDITOR.ID, Jakarta,- Hingga tahun 2022, kanker menjadi menjadi penyakit menakutkan bagi semua orang di dunia. Hingga pandemi silih berganti, sampai kini dunia diguncang oleh COVID-19, kanker tetaplah penyakit yang mematikan dan sangat menyakitkan bagi penderitanya.
Bagi perempuan, salah satu kanker yang paling ditakuti dan sering menyerang adalah kanker payudara.
Karenanya, penting bagi perempuan untuk mendeteksi keberadaan kanker sedini mungkin sebelum terlambat.
Dokter spesialis bedah dari Siloam Hospitals Balikpapan dr Esther Felicita Tambayong SpB memberikan saran khusus kepada para perempuan untuk mengenali gejala kanker payudara.
Menurutnya, gejala kanker payudara dapat diketahui salah satunya melalui ciri-ciri kondisi permukaan kulit payudara.
?Gejala kanker payudara yang mengarah ke ganas dapat berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan dan kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri,? ujar Esther, Minggu (13/2/2022), dikutip dari Antara.
Menurut Esther, gejala tersebut diikuti dengan adanya perubahan warna kulit payudara. Jika kanker sudah parah, kondisi kulit akan menjadi seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara.
?Luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh,? katanya.
Esther juga menjelaskan bahwa beberapa gejala kanker payudara juga dapat diketahui melalui kondisi bagian puting yang tertarik ke dalam dan bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri.
Kondisi terbaik adalah saat satu minggu setelah menstruasi hari pertama karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
“Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksa kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak. Kemudian kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung,” jelas Esther.
Pertama lakukan dengan cara menekan dari bagian bawah ke atas, dan kemudian beri penekanan dengan cara memutar, lalu tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan.
Lakukan hal ini saat sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun.
Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan. Deteksi pada bagian ketiak pun perlu dilakukan.
“Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut,” katanya.
“Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker. Benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda,” sambung Esther.
Benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun, walaupun masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
“Tidak perlu khawatir selama Anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya,” kata Esther.
Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali.
Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari umur 30 tahun, mengkonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 tahun, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria namun kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita. (tim)